Foto: canva |
VISTORBELITUNG.COM,Embat, sebuah desa terpencil di kaki Gunung Lawu, terkenal dengan keindahan alamnya yang masih asri. Namun, di balik keindahan itu, tersimpan kisah kelam tentang seorang pembantu laki-laki yang konon menghantui rumah besar tua di tengah desa.
Rumah itu dulunya milik keluarga Raden Mas, seorang bangsawan yang sangat disegani di masanya. Setelah sang Raden Mas meninggal, rumah megah itu menjadi kosong dan terbengkalai. Beberapa tahun kemudian, keluarga baru pindah ke rumah itu. Mereka membawa serta seorang pembantu laki-laki yang tampan bernama Bagas.
Kehadiran Bagas awalnya membawa suasana baru di rumah itu. Ia rajin bekerja dan pandai menyapa. Namun, lama-kelamaan, perilaku Bagas mulai aneh. Ia sering terlihat melamun di sudut-sudut rumah, matanya menatap kosong ke kejauhan. Warga desa mulai berbisik-bisik tentang Bagas. Ada yang mengatakan bahwa ia memiliki kekuatan gaib, bahkan ada yang menyebutnya sebagai jelmaan makhluk halus.
Puncaknya adalah ketika salah satu anak perempuan keluarga itu menghilang secara misterius. Pencarian dilakukan secara besar-besaran, namun tidak ada tanda-tanda keberadaan anak itu. Warga desa yakin bahwa Bagas terlibat dalam hilangnya anak itu. Mereka menuduh Bagas telah menculik anak itu dan membunuhnya.
Marah dan frustasi, warga desa menyerbu rumah keluarga itu. Mereka menangkap Bagas dan membawanya ke alun-alun desa. Di sana, Bagas disiksa habis-habisan. Namun, Bagas tidak mengaku bersalah. Ia hanya terdiam menatap langit dengan tatapan kosong.
Beberapa hari kemudian, Bagas ditemukan tewas gantung diri di pohon beringin besar di tengah alun-alun. Kematian Bagas semakin menambah misteri di desa Embat. Banyak warga yang percaya bahwa Bagas adalah korban fitnah. Mereka yakin bahwa ada kekuatan jahat yang telah memanfaatkan Bagas untuk melakukan perbuatan jahat.
Sejak saat itu, rumah besar milik keluarga Raden Mas menjadi semakin angker. Banyak orang yang mengaku melihat penampakan Bagas di sekitar rumah itu. Ada yang mengatakan bahwa Bagas bergentayangan mencari keadilan. Ada juga yang mengatakan bahwa Bagas telah menjadi makhluk halus yang jahat.
Konon, jika ada orang yang berani menginjakkan kaki di rumah itu, mereka akan mendengar suara tangisan pilu dan melihat sosok Bagas yang berdiri di jendela. Mereka juga akan merasakan hawa dingin yang menusuk tulang dan bulu kuduk yang berdiri.
Hingga kini, kisah tentang Bagas si pembantu laknat masih menjadi legenda di desa Embat. Kisah itu menjadi peringatan bagi kita semua agar tidak mudah menjatuhkan vonis kepada orang lain tanpa bukti yang kuat.