 |
| Foto: by canva |
VISTORBELITUNG.COM,Di sebuah desa terpencil, berdiri megah sebuah rumah tua di puncak bukit. Rumah itu sudah lama ditinggalkan penghuninya, dan penduduk desa meyakini bahwa rumah itu angker. Konon, siapapun yang berani menginjakkan kaki ke rumah itu tidak akan pernah kembali.
Andi, seorang remaja pemberani, tidak percaya dengan cerita-cerita mistis. Ia penasaran dan ingin membuktikan sendiri kebenaran cerita tersebut. Bersama dengan teman-temannya, Beni dan Cici, mereka memutuskan untuk menjelajahi rumah tua itu pada suatu malam yang gelap.
Saat mereka memasuki rumah tua itu, suasana menjadi sangat mencekam. Angin bertiup kencang, membuat pintu-pintu dan jendela berderit. Lilin yang mereka bawa berkedip-kedip seolah takut. Mereka berjalan menyusuri lorong-lorong yang gelap gulita, hati mereka berdebar kencang.
Tiba-tiba, mereka mendengar suara langkah kaki yang mendekat. Mereka bersembunyi di balik lemari tua. Suara langkah kaki itu semakin dekat, lalu berhenti tepat di depan lemari tempat mereka bersembunyi. Mereka menahan napas, berharap suara itu akan segera pergi.
Namun, suara itu malah semakin jelas. Mereka mendengar suara bisikan yang merindingkan tulang sumsum. "Keluar... keluarlah..."
Dengan keberanian yang tersisa, Andi membuka sedikit celah lemari. Matanya membulat sempurna ketika melihat sosok perempuan tua dengan wajah pucat pasi berdiri di depannya. Rambutnya panjang terurai, matanya kosong menatap mereka.
Andi dan teman-temannya berteriak sekuat tenaga lalu berlari keluar dari rumah tua itu. Mereka berlari sekencang-kencangnya tanpa menoleh ke belakang. Sesampainya di luar, mereka langsung bernapas lega. Namun, rasa takut masih menghantui mereka.
Keesokan harinya, mereka kembali ke rumah tua itu untuk mencari tahu lebih lanjut tentang sosok perempuan tua tersebut. Namun, rumah tua itu sudah tidak ada lagi. Yang tersisa hanyalah tanah lapang dan reruntuhan.