![]() |
Foto:Presiden AS Donal Trump Kunjungan Ke Arab Saudi |
VISTORBELITUNG.COM,WASHINGTON D.C. - Sebuah langkah mengejutkan diambil Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dengan mencabut sanksi ekonomi yang telah lama dikenakan pada Suriah. Keputusan ini memicu spekulasi dan pertanyaan besar, terutama terkait dengan kepemimpinan baru Suriah di bawah Presiden Ahmed al-Sharaa.
Langkah ini menandai perubahan signifikan dalam kebijakan luar negeri AS terhadap Suriah, yang sebelumnya dikenal keras terhadap rezim Bashar al-Assad. Sanksi yang dicabut mencakup pembatasan perdagangan, larangan investasi, dan pembekuan aset yang telah melumpuhkan ekonomi Suriah selama bertahun-tahun.
"Ini adalah langkah penting untuk membuka jalan bagi perdamaian dan stabilitas di Suriah. Kami percaya bahwa kepemimpinan baru di bawah Presiden al-Sharaa menunjukkan komitmen untuk perubahan positif," ujar Presiden Trump dalam konferensi pers di Gedung Putih.
Ahmed al-Sharaa, yang terpilih sebagai Presiden Suriah dalam pemilihan umum yang kontroversial, dipandang oleh sebagian pihak sebagai sosok yang lebih moderat dan terbuka terhadap dialog. Namun, banyak pihak masih meragukan komitmennya terhadap reformasi dan hak asasi manusia.
Pencabutan sanksi ini disambut baik oleh pemerintah Suriah. Menteri Luar Negeri Suriah, Faisal Mekdad, menyatakan bahwa ini adalah "langkah berani dan bijaksana" yang akan membantu Suriah bangkit kembali dari keterpurukan akibat perang saudara.
"Kami berterima kasih kepada Presiden Trump atas keputusannya. Ini adalah awal dari era baru dalam hubungan antara Suriah dan Amerika Serikat," kata Mekdad dalam pernyataan resmi.
Namun, langkah ini juga menuai kritik tajam dari sejumlah pihak, termasuk kelompok hak asasi manusia dan beberapa anggota Kongres AS. Mereka khawatir bahwa pencabutan sanksi akan memperkuat rezim yang masih dianggap otoriter dan tidak bertanggung jawab atas pelanggaran hak asasi manusia.
"Ini adalah pengkhianatan terhadap rakyat Suriah yang telah menderita selama bertahun-tahun. Kami tidak boleh memberi penghargaan kepada rezim yang tidak menunjukkan komitmen nyata terhadap perubahan," kata Senator Robert Menendez, Ketua Komite Hubungan Luar Negeri Senat.
Spekulasi pun bermunculan mengenai alasan di balik keputusan Trump ini. Beberapa analis berpendapat bahwa ini adalah bagian dari strategi AS untuk mengurangi pengaruh Iran dan Rusia di Suriah. Sementara yang lain percaya bahwa ini adalah upaya untuk membuka peluang bisnis bagi perusahaan-perusahaan AS di Suriah yang kaya akan sumber daya alam.
Hingga saat ini, belum ada penjelasan resmi dari Gedung Putih mengenai alasan spesifik di balik pencabutan sanksi tersebut. Namun, yang jelas, langkah ini telah membuka babak baru dalam dinamika politik di Timur Tengah dan memicu perdebatan sengit di kalangan internasional.