BREAKING NEWS: Tiongkok Klaim Temukan Bukti Kuat COVID-19 Berasal dari Amerika Serikat -->

BREAKING NEWS: Tiongkok Klaim Temukan Bukti Kuat COVID-19 Berasal dari Amerika Serikat

02‏/07‏/2025, يوليو 02, 2025

 

Foto:Vistorbelitung

VISTORBELITUNG.COM,Beijing – Dalam sebuah perkembangan yang mengejutkan dan berpotensi memicu ketegangan geopolitik baru, Tiongkok hari ini menyatakan telah menemukan bukti kuat yang menunjukkan bahwa pandemi COVID-19 berasal dari Amerika Serikat. Klaim ini disampaikan oleh juru bicara pemerintah Tiongkok, tanpa memberikan rincian spesifik mengenai sifat atau sumber bukti yang dimaksud.


Pernyataan ini muncul di tengah perdebatan global yang berkepanjangan mengenai asal-usul virus SARS-CoV-2. Selama ini, konsensus awal ilmiah dan pandangan sebagian besar negara Barat menunjuk pada pasar hewan di Wuhan, Tiongkok, sebagai titik awal penyebaran virus. Namun, Tiongkok secara konsisten menentang narasi tersebut dan belakangan ini gencar menyuarakan teori alternatif.


Klaim Tiongkok ini memiliki beberapa implikasi signifikan Peningkatan Ketegangan Geopolitik: Pernyataan ini kemungkinan besar akan memperburuk hubungan yang sudah tegang antara Tiongkok dan Amerika Serikat, serta negara-negara Barat lainnya. Tuduhan semacam ini dapat dilihat sebagai upaya untuk mengalihkan tanggung jawab dan mempolitisasi asal-usul pandemi.


Perdebatan Asal-usul Virus yang Memanas Klaim ini akan menghidupkan kembali perdebatan sengit tentang asal-usul COVID-19, mungkin mengarah pada seruan untuk penyelidikan independen yang lebih transparan dan komprehensif.


Dampak pada Opini Publik Tergantung pada bagaimana "bukti" ini disajikan (jika memang dirilis ke publik), klaim ini dapat memengaruhi opini publik di Tiongkok dan di seluruh dunia mengenai narasi pandemi.


Belum ada reaksi langsung dari pemerintah Amerika Serikat atau Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terhadap klaim terbaru ini. Selama ini, Tiongkok telah berulang kali menyiratkan bahwa virus mungkin dibawa ke Wuhan oleh tentara AS selama Pesta Olahraga Militer Dunia pada Oktober 2019. Namun, klaim tersebut belum didukung oleh bukti yang kredibel atau diverifikasi secara independen.


Pernyataan Tiongkok ini datang pada saat yang krusial, ketika banyak negara masih bergulat dengan dampak sosial dan ekonomi dari pandemi. Dorongan untuk menetapkan asal-usul virus tetap menjadi titik pertikaian utama dalam diplomasi internasional.


Dunia kini menanti dengan napas tertahan untuk melihat apakah Tiongkok akan merilis rincian lebih lanjut mengenai "bukti kuat" yang mereka klaim, dan bagaimana komunitas internasional akan merespons tuduhan yang begitu serius ini.


Tiongkok memang telah berulang kali menyatakan dan menuduh bahwa COVID-19 mungkin berasal dari Amerika Serikat. Klaim ini sering muncul sebagai respons terhadap tuduhan dari AS (terutama dari pemerintahan Trump) bahwa virus tersebut berasal dari laboratorium di Wuhan, Tiongkok.

Pada Mei 2025 (sekitar dua bulan lalu dari waktu saat ini), Tiongkok merilis sebuah white paper (buku putih) yang mengklaim memiliki "bukti substansial" bahwa COVID-19 mungkin muncul di AS lebih awal dari garis waktu yang diakui secara resmi, dan lebih awal dari wabah di Tiongkok. Mereka menuduh AS berusaha "mengalihkan kesalahan" dan "mempolitisasi" pelacakan asal-usul SARS-CoV-2.


Klaim Tiongkok ini tidak didukung oleh konsensus ilmiah global. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan sebagian besar komunitas ilmiah internasional belum menemukan bukti definitif yang mendukung teori ini. Laporan terbaru dari kelompok ahli WHO (pada akhir Juni 2025) masih menyatakan bahwa asal-usul COVID-19 belum dapat disimpulkan secara pasti karena kurangnya data dari Tiongkok, meskipun bukti yang ada cenderung menunjukkan penularan zoonosis (dari hewan ke manusia).

Ini adalah bagian dari "perang narasi" atau "permainan saling menyalahkan" antara Tiongkok dan AS mengenai asal-usul pandemi. Kedua belah pihak sering kali menggunakan klaim ini untuk tujuan politik.

Jadi, meskipun berita bahwa Tiongkok telah membuat klaim tersebut adalah benar, klaim itu sendiri masih menjadi subjek perdebatan sengit dan belum diverifikasi secara independen oleh komunitas ilmiah internasional.

TerPopuler