BREAKING: Presiden Macron Desak Iran Batasi Program Rudal Balistiknya -->

BREAKING: Presiden Macron Desak Iran Batasi Program Rudal Balistiknya

03‏/07‏/2025, يوليو 03, 2025

 

Foto:Vistorbelitung

VISTORBELITUNG.COM,Paris, Prancis – Ketegangan diplomatik antara Barat dan Iran kembali memanas setelah Presiden Prancis Emmanuel Macron secara terbuka menuntut agar Teheran membatasi program rudal balistiknya. Pernyataan tegas Macron ini disampaikan di tengah kekhawatiran yang terus meningkat mengenai kemampuan militer Iran dan potensi dampaknya terhadap stabilitas regional, khususnya di Timur Tengah.


Permintaan Prancis ini datang pada saat yang krusial, di mana dunia tengah mengamati langkah-langkah pemerintahan Presiden Iran yang baru, Masoud Pezeshkian, yang baru saja dilantik pada akhir Juli 2024 lalu. Meskipun Pezeshkian dikenal sebagai figur reformis yang menunjukkan sinyal-sinyal moderasi, program rudal balistik Iran tetap menjadi titik gesekan utama dengan kekuatan Barat.


Presiden Macron, dalam pernyataannya yang dikutip oleh beberapa media internasional, menegaskan bahwa program rudal balistik Iran yang terus berkembang merupakan ancaman serius bagi keamanan regional dan global. Ia menekankan perlunya transparansi dan pembatasan yang jelas terhadap kemampuan rudal Iran untuk menghindari eskalasi konflik.


"Kami menyerukan Iran untuk menunjukkan tanggung jawab dan menahan diri dalam pengembangan program rudal balistik mereka," ujar Macron. "Program ini bukan hanya mengkhawatirkan negara-negara tetangga Iran, tetapi juga memiliki implikasi serius bagi perjanjian non-proliferasi dan stabilitas internasional secara keseluruhan."


Kekhawatiran Barat terhadap program rudal balistik Iran telah menjadi isu berkelanjutan selama bertahun-tahun, terpisah dari perundingan mengenai program nuklir Iran. Meskipun perjanjian nuklir 2015 (JCPOA) membatasi aktivitas pengayaan uranium Iran, namun tidak secara eksplisit membahas program rudal balistik Teheran. Hal ini menjadi celah yang seringkali disorot oleh negara-negara Barat, yang melihatnya sebagai potensi ancaman serius.


Iran sendiri bersikeras bahwa program rudal balistiknya bersifat defensif dan merupakan hak kedaulatannya untuk melindungi diri dari ancaman eksternal. Teheran berulang kali menyatakan bahwa rudal-rudal tersebut tidak dirancang untuk membawa hulu ledak nuklir dan sepenuhnya sesuai dengan hukum internasional.


Desakan Macron ini diperkirakan akan menambah tekanan pada pemerintahan Presiden Pezeshkian. Meskipun Pezeshkian telah menyuarakan niat untuk memperbaiki hubungan dengan Barat dan menghidupkan kembali kesepakatan nuklir, ia juga harus menyeimbangkan tuntutan internal dari faksi-faksi garis keras yang menentang pembatasan terhadap kemampuan militer Iran.


Analisis dari berbagai pihak menunjukkan bahwa pernyataan Macron ini mungkin merupakan bagian dari upaya kolektif negara-negara Eropa untuk mencari pendekatan yang lebih komprehensif terhadap Iran, yang tidak hanya mencakup isu nuklir tetapi juga isu rudal balistik dan peran regional Iran. Bagaimana Teheran akan menanggapi desakan ini akan menjadi indikator penting bagi arah kebijakan luar negeri Iran di bawah kepemimpinan barunya. Dunia kini menanti respons dari Teheran, yang kemungkinan akan menentukan tingkat ketegangan diplomatik di masa mendatang.


TerPopuler