India Tegaskan Mata Uang Bersama BRICS Tidak dalam Pertimbangan -->

India Tegaskan Mata Uang Bersama BRICS Tidak dalam Pertimbangan

14 Jul 2025, July 14, 2025

 

Foto: vistorbelitung/india menegaskan Bahwa BRICS bukan Prioritas Saat ini

VISTORBELITUNG.COM,RIO DE JANEIRO – India telah dengan tegas menyatakan bahwa gagasan mata uang bersama untuk organisasi BRICS (Brasil, Rusia, India, Tiongkok, Afrika Selatan) tidak sedang dalam pertimbangan serius. Pernyataan ini muncul di tengah spekulasi yang berkembang mengenai upaya blok tersebut untuk mengurangi ketergantungan pada dolar AS.


Meskipun BRICS, yang baru-baru ini memperluas keanggotaannya dengan menambahkan Mesir, Ethiopia, Iran, Uni Emirat Arab, dan Indonesia, terus menjajaki cara untuk meningkatkan kerja sama ekonomi dan mengurangi kerentanan terhadap gejolak nilai tukar dolar, India telah mengambil sikap yang jelas dan pragmatis terkait isu mata uang bersama.


Para pejabat India, termasuk Menteri Luar Negeri S. Jaishankar, secara konsisten menegaskan bahwa India tidak pernah mendukung "de-dolarisasi" sepenuhnya dan bahwa tidak ada proposal untuk memiliki mata uang BRICS. India lebih fokus pada mempromosikan penggunaan mata uang nasional dalam transaksi antar-anggota sebagai cara untuk mengurangi risiko dan meningkatkan efisiensi perdagangan bilateral.


Pendekatan India didasarkan pada beberapa pertimbangan utama:


1.Kedaulatan Moneter


India sangat mementingkan menjaga otonomi kebijakan moneternya. Adopsi mata uang bersama akan memerlukan penyelarasan kebijakan makroekonomi yang signifikan di antara negara-negara anggota BRICS yang memiliki model pembangunan dan prioritas nasional yang sangat beragam. Ini berpotensi membatasi fleksibilitas India dalam mengelola pertumbuhan domestik dan inflasi.


2.Integrasi Keuangan dengan Barat


India memiliki integrasi yang dalam dengan sistem keuangan Barat, dengan sejumlah besar modal asing yang terikat pada pasar keuangannya, sebagian besar didenominasi dalam dolar. Mengikat nasibnya pada eksperimen moneter yang baru dan belum teruji dapat merusak ruang strategis yang telah susah payah dipertahankan.


3.Kehati-hatian terhadap Dominasi Baru


India juga menunjukkan kehati-hatian terhadap pendalaman integrasi keuangan dengan negara-negara tertentu seperti Tiongkok dan Rusia melalui mata uang bersama. Ada kekhawatiran bahwa ini dapat menggeser pengaruh strategis dan ekonomi ke pihak lain, berpotensi menggantikan dominasi dolar dengan dominasi Yuan atau mata uang lainnya.


4.Fokus pada Alternatif Paralel


Dari pada membongkar sistem dolar, India lebih memilih untuk membangun alternatif yang kredibel secara paralel. Ini termasuk mengoperasionalkan rekening Vostro Rupee Khusus dengan lebih dari 30 negara sejak tahun 2022, yang memfasilitasi perdagangan dalam mata uang lokal.


BRICS Pay sebagai Platform Pembayaran: Meskipun India mendukung inisiatif seperti BRICS Pay, sebuah sistem pesan pembayaran terdesentralisasi untuk memfasilitasi transaksi dalam mata uang lokal, New Delhi menekankan bahwa platform tersebut harus dapat dioperasikan dengan sistem nasional yang ada, berdasarkan partisipasi sukarela, dan mematuhi standar perlindungan data dan kedaulatan.


Sikap India ini menggarisbawahi realisme di tengah perdebatan yang lebih luas dalam BRICS mengenai de-dolarisasi. Sementara beberapa anggota BRICS secara aktif mencari alternatif terhadap dominasi dolar AS, India secara jelas membedakan antara perdagangan mata uang lokal dan ambisi mata uang tunggal. India berpendapat bahwa partisipasinya dalam pengaturan perdagangan mata uang lokal semata-mata bertujuan untuk mengurangi risiko dan bukan untuk secara langsung menantang dominasi dolar global.


Dengan India yang akan memegang keketuaan BRICS pada tahun 2026, posisinya ini akan menjadi kunci dalam membentuk arah diskusi keuangan di dalam blok tersebut, dengan fokus yang lebih besar pada peningkatan perdagangan mata uang lokal dan sistem pembayaran yang saling terhubung, daripada mengejar proyek mata uang bersama yang ambisius.

TerPopuler