![]() |
Foto:vistorbelitung |
VISTORBELITUNG.COM,TEL AVIV/MOSKOW – Di tengah ketegangan yang terus memanas di Timur Tengah, laporan mengejutkan muncul bahwa Israel sedang mengadakan pembicaraan diplomatik rahasia dengan Rusia. Pembicaraan ini, yang terjadi setelah gencatan senjata antara Iran dan Israel yang ditengahi AS pada 24 Juni, berfokus pada upaya pengelolaan ketegangan dengan Iran dan Suriah, serta potensi pengaruh Rusia terhadap situasi di Gaza.
Menurut laporan dari penyiar publik Israel, Kan, pejabat Israel mendekati Moskow sekitar seminggu setelah "perang" 12 hari yang mematikan antara Iran dan Israel berakhir. Diskusi rahasia ini datang di tengah upaya Israel yang lebih luas untuk memposisikan Rusia sebagai pemain kunci dalam mengelola hubungan yang rumit di kawasan tersebut, mengingat kehadiran historis Moskow di wilayah itu dan hubungannya yang erat dengan Teheran.
Hubungan Israel dengan Rusia, meskipun kompleks, telah dipertahankan bahkan di tengah ketegangan global. Moskow memiliki pengaruh signifikan di Suriah, yang merupakan tetangga Israel, dan juga menjalin hubungan kuat dengan Iran. Posisi unik Rusia ini menjadikannya perantara strategis potensial dalam upaya de-eskalasi konflik.
Pembicaraan rahasia ini juga disinyalir menyentuh isu Gaza. Meskipun laporan tersebut tidak merinci sejauh mana pembicaraan Gaza, dapat diasumsikan bahwa Israel berharap Rusia dapat menggunakan pengaruhnya terhadap Hamas atau faksi Palestina lainnya, mengingat Rusia juga memiliki hubungan dengan beberapa kelompok di Gaza.
Laporan ini juga muncul di saat Iran secara resmi menangguhkan kerja sama dengan pengawas nuklir PBB, sebagai respons terhadap serangan AS. Israel sendiri sedang berupaya mencapai kerangka kerja strategis dengan Amerika Serikat mengenai program nuklir Iran, dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dijadwalkan bertemu dengan Donald Trump di Washington minggu depan untuk membahas "garis merah dasar" dan mekanisme koordinasi jika Iran meningkatkan aktivitas nuklirnya.
Meskipun Rusia secara terbuka mengutuk serangan Israel pada pertengahan Juni sebagai "sama sekali tidak dapat diterima" dan memperingatkan Tel Aviv bahwa mereka akan menanggung konsekuensi penuh, Moskow menahan diri untuk tidak memberikan dukungan militer kepada Iran selama konflik tersebut. Sebaliknya, Rusia menunjukkan minat untuk memediasi antara kedua pihak yang bertikai.
Keterlibatan rahasia Rusia dalam diplomasi ini menyoroti kompleksitas lanskap geopolitik Timur Tengah, di mana berbagai aktor mencoba memanfaatkan hubungan yang ada untuk mencapai tujuan strategis mereka. Keberhasilan pembicaraan ini dalam mengurangi ketegangan regional, terutama terkait Iran dan potensi peran Rusia di Gaza, masih harus dilihat.