 |
| Foto:Vistorbelitung |
VISTORBELITUNG.COM,Dalam pergeseran signifikan dinamika militer regional, Iran secara resmi telah menerima jet tempur J-10C buatan Tiongkok yang pertama. Pesawat canggih ini, dilengkapi dengan radar AESA (Active Electronically Scanned Array) mutakhir dan rudal PL-15 yang tangguh, siap untuk membentuk kembali keseimbangan kekuatan di wilayah udara Timur Tengah.
Kedatangan J-10C menandai peningkatan substansial terhadap kapabilitas udara Iran, memperkenalkan tingkat kecanggihan dan ancaman baru bagi para musuhnya. Sistem radar AESA menyediakan kesadaran situasional yang unggul, memungkinkan deteksi dan pelacakan beberapa target pada jarak yang lebih jauh dengan presisi yang ditingkatkan. Melengkapi hal ini, rudal udara-ke-udara jarak jauh PL-15 terkenal karena jangkauan dan akurasinya yang diperluas, menimbulkan tantangan serius bahkan bagi jet tempur kontemporer paling canggih sekalipun.
Bagi Israel, khususnya armada jet tempur siluman F-35 mereka, akuisisi J-10C oleh Iran menghadirkan tantangan baru yang signifikan. F-35, meskipun merupakan pesawat generasi kelima yang sangat mumpuni, mungkin akan mendapati keunggulan tradisionalnya dalam hal siluman dan peperangan elektronik diuji oleh sistem radar dan rudal canggih J-10C. Para analis menyarankan bahwa J-10C, dengan avionik dan persenjataan modernnya, berpotensi meniadakan beberapa keunggulan teknologi F-35, sehingga meningkatkan kompleksitas dan risiko dari setiap potensi pertempuran udara.
Perkembangan ini menggarisbawahi sifat evolusi teknologi militer dan aliansi di Timur Tengah. Pengenalan persenjataan canggih semacam ini ke wilayah tersebut kemungkinan akan meningkatkan pertimbangan strategis dan berpotensi memicu akuisisi senjata lebih lanjut oleh aktor regional lain yang berupaya mempertahankan posisi defensif dan ofensif mereka. Kehadiran J-10C dalam persenjataan Iran memang bisa menjadi "mimpi buruk" bagi mereka yang sebelumnya memegang kendali udara yang tidak terbantahkan.