India Ajak Negara BRICS Berdagang dengan Mata Uang Lokal, Gantikan Dolar AS -->

India Ajak Negara BRICS Berdagang dengan Mata Uang Lokal, Gantikan Dolar AS

Aug 19, 2025, August 19, 2025

 

Foto:Pemerintah India telah secara resmi mengundang negara-negara anggota BRICS (Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan) untuk memulai perdagangan bilateral menggunakan mata uang lokal masing-masing

VISTORBELITUNG.COM,Pemerintah India telah secara resmi mengundang negara-negara anggota BRICS (Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan) untuk memulai perdagangan bilateral menggunakan mata uang lokal masing-masing, alih-alih mengandalkan dolar AS. Langkah ini bertujuan untuk mengurangi dominasi dolar AS dalam perdagangan global dan memperkuat otonomi ekonomi negara-negara berkembang.


Usulan ini disampaikan saat pertemuan BRICS Business Forum yang diselenggarakan di bawah kepresidenan India. Dalam pidatonya, Menteri Luar Negeri India, S. Jaishankar, menekankan pentingnya membangun arsitektur keuangan yang lebih adil dan multipolar. Ia juga menyoroti kerentanan yang muncul akibat ketergantungan berlebihan pada satu mata uang global.


Adapun Tujuan india adalah Mengurangi Risiko Fluktuasi Dolar karena Ketergantungan pada dolar AS membuat negara-negara rentan terhadap fluktuasi nilai tukar dan kebijakan moneter Federal Reserve AS. Dengan berdagang menggunakan mata uang lokal, risiko ini dapat diminimalkan, sehingga menciptakan stabilitas yang lebih besar bagi eksportir dan importir.


Meningkatkan Otonomi Ekonomi Perdagangan dalam mata uang lokal memungkinkan negara-negara BRICS untuk melakukan transaksi tanpa perlu melewati sistem perbankan Barat yang dominan, yang seringkali menjadi alat untuk sanksi ekonomi atau tekanan politik. Ini memberikan ruang yang lebih besar bagi negara-negara untuk menentukan kebijakan ekonomi mereka sendiri.


Serta India ingin Memperkuat Integrasi BRICS Langkah ini berpotensi meningkatkan volume perdagangan di antara negara-negara anggota BRICS. Dengan memfasilitasi transaksi yang lebih efisien dan murah, hal ini dapat mendorong kerja sama ekonomi yang lebih erat, memperkuat posisi BRICS sebagai kekuatan ekonomi global alternatif.


Meskipun terdengar ambisius, implementasi sistem ini memerlukan beberapa langkah kunci. Salah satunya adalah membangun sistem pembayaran yang terintegrasi dan saling menerima mata uang masing-masing negara, seperti RuPay milik India, Mir milik Rusia, dan CIPS milik Tiongkok. Selain itu, diperlukan kesepakatan nilai tukar yang stabil dan mekanisme penyelesaian sengketa yang jelas untuk memastikan kelancaran transaksi.


Tiongkok, sebagai mitra dagang terbesar di antara negara-negara BRICS, telah menunjukkan minat yang kuat terhadap inisiatif ini. Beijing telah mendorong penggunaan yuan dalam perdagangan internasionalnya, terutama dengan negara-negara di Afrika dan Amerika Latin. Rusia juga sangat proaktif dalam upaya dedolarisasi pasca-sanksi Barat.


Usulan India ini menandai pergeseran signifikan dalam lanskap keuangan global. Meskipun masih banyak tantangan yang harus dihadapi, seperti perbedaan regulasi dan kerangka hukum di setiap negara, inisiatif ini menunjukkan komitmen kuat dari BRICS untuk membangun tatanan ekonomi yang lebih seimbang. Jika berhasil, langkah ini tidak hanya akan menguntungkan negara-negara BRICS, tetapi juga dapat menjadi model bagi negara-negara berkembang lainnya untuk mengurangi ketergantungan pada dolar AS dan membentuk masa depan keuangan yang lebih multipolar.

TerPopuler