![]() |
Foto:Donald Trump yang baru-baru ini mengenakan tarif impor sebesar 25% terhadap produk-produk dari India |
VISTORBELITUNG.COM,Dalam langkah strategis untuk melindungi perekonomian India, Perdana Menteri Narendra Modi menyerukan warganya untuk mendukung produk-produk buatan dalam negeri. Seruan ini muncul sebagai respons langsung terhadap kebijakan Presiden AS Donald Trump yang baru-baru ini mengenakan tarif impor sebesar 25% terhadap produk-produk dari India.
Tarif yang diberlakukan oleh Amerika Serikat ini dipandang sebagai ancaman serius bagi sektor ekspor India, yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi dan memengaruhi lapangan kerja. Menyadari hal ini, Modi memanfaatkan momentum pidato publiknya untuk menggalang persatuan dan semangat patriotisme ekonomi.
"Di tengah ketidakstabilan global, kita harus mengandalkan kekuatan kita sendiri," kata Modi dalam salah satu pidatonya. "Sekarang, apa pun yang kita beli, harus ada satu standar: kita akan membeli barang-barang yang diproduksi dengan keringat rakyat India."
Seruan ini tidak hanya bertujuan untuk menggerakkan pasar domestik, tetapi juga untuk menopang sektor-sektor kunci seperti pertanian dan industri kecil. Dengan membeli produk lokal, masyarakat India secara tidak langsung akan membantu para petani dan pengusaha kecil, serta menciptakan lapangan kerja bagi generasi muda.
Langkah ini juga sejalan dengan program-program pemerintah India sebelumnya, seperti "Make in India," yang bertujuan menjadikan India sebagai pusat manufaktur global. Dengan adanya tarif dari AS, program ini menjadi semakin relevan dan mendesak. Pemerintah India kini mendorong masyarakat untuk memperkuat fondasi ekonomi domestik agar lebih tangguh terhadap guncangan eksternal.
Meskipun demikian, kebijakan ini juga menimbulkan tantangan. Banyak pakar ekonomi berpendapat bahwa proteksionisme berlebihan bisa menghambat inovasi dan daya saing. Namun, bagi PM Modi, prioritas saat ini adalah menjaga stabilitas ekonomi nasional dan melindungi kepentingan rakyat India di tengah ketidakpastian global.
Dukungan publik terhadap seruan ini akan sangat menentukan seberapa efektif kebijakan ini dalam menanggulangi dampak tarif dari AS. Akankah gerakan "Beli Produk India" ini mampu menjadi benteng pertahanan ekonomi yang kuat? Hanya waktu yang bisa menjawabnya.