Tiongkok: Perang Tarif AS Justru Akan Perburuk Utang, Bukan Menguranginya -->

Tiongkok: Perang Tarif AS Justru Akan Perburuk Utang, Bukan Menguranginya

10 Aug 2025, August 10, 2025

 

Foto:Presiden China Xi Jing Ping

VISTORBELITUNG.COM,Tiongkok secara tegas menyatakan bahwa kebijakan perang tarif yang diterapkan oleh Amerika Serikat tidak akan mencapai tujuannya untuk mengurangi defisit perdagangan, melainkan justru akan memperburuk masalah utang nasional AS. Pandangan ini menyoroti dampak ekonomi yang merugikan dari tarif impor, yang menurut Tiongkok, akan membebani konsumen dan memperlambat pertumbuhan ekonomi AS.


Pemerintah Tiongkok berpendapat bahwa tarif yang dikenakan pada produk-produk asal Tiongkok pada dasarnya adalah pajak yang dibebankan kepada konsumen dan perusahaan Amerika. Hal ini mengakibatkan kenaikan harga barang-barang sehari-hari, mulai dari pakaian hingga perangkat elektronik. Beban biaya tambahan ini pada akhirnya akan mengurangi daya beli masyarakat dan menekan laba perusahaan, yang dapat berujung pada perlambatan ekonomi secara keseluruhan.


Menurut analisis Beijing, ketika pertumbuhan ekonomi melambat, penerimaan pajak pemerintah AS juga cenderung menurun. Pada saat yang sama, pengeluaran pemerintah untuk berbagai program mungkin tetap stabil atau bahkan meningkat. Kesenjangan antara pendapatan dan pengeluaran ini memaksa pemerintah AS untuk meminjam lebih banyak uang untuk menutupi defisit, yang secara langsung akan menambah tumpukan utang nasionalnya yang sudah besar.


Lebih dari sekadar defisit perdagangan, Tiongkok melihat kebijakan tarif sebagai strategi yang cacat dan kontraproduktif. Mereka berargumen bahwa solusi yang lebih konstruktif untuk masalah utang dan ekonomi adalah melalui kerja sama, bukan konfrontasi. Tiongkok, sebagai salah satu pemegang terbesar surat utang AS, memiliki posisi unik untuk mengamati dinamika ekonomi AS dari perspektif yang berbeda.


Dengan demikian, dari sudut pandang Tiongkok, perang tarif bukan hanya gagal mencapai tujuannya, tetapi juga menciptakan serangkaian masalah ekonomi baru bagi Amerika Serikat. Alih-alih membuat AS lebih kuat, kebijakan ini justru berisiko melemahkan fondasi keuangannya dan mempercepat peningkatan utang nasional.

TerPopuler