Rupiah Menguat ke Rp 16.386 per Dolar AS, Sektor-Sektor Ini Jadi Pendorong Utama -->

Rupiah Menguat ke Rp 16.386 per Dolar AS, Sektor-Sektor Ini Jadi Pendorong Utama

12 Sept 2025, September 12, 2025

Foto:Pixabay


VISTORBELITUNG.COM, Nilai tukar rupiah menunjukkan tren positif pada perdagangan hari ini, Jumat, dengan menguat 1,1% ke level Rp 16.386 per dolar AS. Penguatan ini menandakan sentimen positif dari pasar terhadap prospek ekonomi domestik. Beberapa sektor ekonomi menunjukkan performa yang solid dan menjadi pendorong utama di balik menguatnya mata uang Garuda.


1. Sektor Manufaktur: Resiliensi di Tengah Ketidakpastian Global


Sektor manufaktur Indonesia terus menunjukkan resiliensi yang tinggi. Data terbaru menunjukkan peningkatan aktivitas manufaktur yang tercermin dari Purchasing Managers' Index (PMI) yang tetap berada di atas angka 50. Hal ini menandakan adanya ekspansi produksi. Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan permintaan domestik dan efisiensi rantai pasok. Sektor-sektor seperti otomotif, makanan dan minuman, serta tekstil menjadi motor penggerak utama dalam industri manufaktur, menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan ekspor nonmigas.


2. Sektor Komoditas: Keuntungan dari Kenaikan Harga Global


Harga komoditas global, terutama nikel, batubara, dan CPO (minyak kelapa sawit), kembali menunjukkan kenaikan. Indonesia sebagai salah satu produsen komoditas terbesar di dunia, mendapatkan keuntungan besar dari tren ini. Peningkatan harga ekspor komoditas ini berdampak langsung pada peningkatan devisa negara, yang secara tidak langsung mendukung penguatan nilai tukar rupiah. Sektor ini juga menarik investasi asing langsung (FDI) yang signifikan, khususnya di industri hilirisasi nikel dan tambang.


3. Sektor Keuangan dan Jasa: Stabilitas dan Inovasi


Sektor keuangan dan jasa menunjukkan stabilitas yang kuat. Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah mengeluarkan kebijakan yang pro-stabilitas, menjaga likuiditas pasar dan kepercayaan investor. Kinerja perbankan yang sehat, didukung oleh rasio kredit macet (NPL) yang rendah, memberikan fondasi yang kuat bagi pertumbuhan ekonomi. Selain itu, sektor jasa, khususnya digital dan teknologi, terus berkembang pesat. Pertumbuhan ekonomi digital mendorong transaksi non-tunai dan menciptakan ekosistem bisnis yang dinovatif.


4. Sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif: Bangkitnya Minat Domestik dan Internasional


Setelah pandemi, sektor pariwisata menunjukkan pemulihan yang signifikan. Peningkatan jumlah wisatawan domestik dan internasional, didukung oleh berbagai acara internasional dan festival, telah menghidupkan kembali industri perhotelan, transportasi, dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) terkait. Kebangkitan pariwisata memberikan dampak positif pada neraca pembayaran jasa, yang ikut mendukung penguatan rupiah.


Penguatan rupiah hari ini tidak lepas dari kombinasi faktor internal yang kuat. Sektor manufaktur yang tangguh, komoditas yang menguntungkan, sektor keuangan yang stabil, serta kebangkitan pariwisata menjadi pilar-pilar utama yang memberikan keyakinan kepada pasar. Dengan fundamental ekonomi yang terus membaik, prospek rupiah ke depan terlihat cerah, meskipun tetap perlu diwaspadai fluktuasi global yang tidak terduga.

TerPopuler