![]() |
Foto:vistorbelitung |
VISTORBELITUNG.COM,Setiap daerah memiliki kekayaan bahasa yang unik, termasuk Pulau Belitung. Di tengah perbincangan sehari-hari masyarakat Belitung, sering kita dengar satu kata yang mengandung makna mendalam tentang sifat dan tingkah laku seseorang: NGESOK.
Secara umum, arti kata NGESOK dalam Bahasa Belitung memang merujuk pada sifat songong atau sombong. Namun, penggunaannya memiliki nuansa tersendiri yang membuatnya lebih kaya daripada sekadar terjemahan langsung.
Apa Itu NGESOK?
NGESOK tidak hanya berarti seseorang yang memiliki harta, kekuasaan, atau kepandaian, lalu bersikap angkuh. Kata ini sering kali dilekatkan pada perilaku seseorang yang:
Berlagak/Sok: Bertingkah seolah-olah dia lebih hebat, pandai, atau kaya daripada yang lain, padahal mungkin tidak demikian.
Membanggakan Diri Berlebihan: Seringkali menceritakan atau memamerkan kelebihan (baik nyata maupun dilebih-lebihkan) dengan cara yang tidak menyenangkan orang lain.
Meremehkan Orang Lain: Bersikap congkak dan memandang rendah orang di sekitarnya.
Contoh kalimat sederhana dalam percakapan sehari-hari di Belitung:
"Janganlah ngesok pulak (pula), padahal cuma begituan be (saja)."
(Artinya: Janganlah sombong/berlagak, padahal hanya begitu saja.)
Pentingnya Konteks dalam Budaya Belitung
Dalam konteks budaya Belitung yang menjunjung tinggi kekeluargaan, kerendahan hati, dan gotong royong, sifat NGESOK dianggap sebagai perilaku negatif yang harus dihindari. Orang yang ngesok cenderung dijauhi dalam pergaulan karena sikap mereka dianggap mengganggu harmoni sosial.
Jadi, ketika Anda mendengar kata NGESOK di Belitung, pahamilah bahwa itu bukan sekadar label "sombong," melainkan teguran halus terhadap sikap berlagak, angkuh, dan tidak tahu menempatkan diri yang dianggap tidak pantas dalam adat pergaulan masyarakat lokal. Memahami kata ini berarti memahami sedikit lebih dalam tentang etika dan tata krama yang dijunjung tinggi di Pulau Laskar Pelangi.