![]() |
| Foto:Vistorbelitung |
VISTORBELITUNG.COM, INDONESIA - Kepulauan Belitung, yang terkenal dengan keindahan pantai dan batu granitnya, memiliki kekayaan bahasa Melayu lokal yang unik dan khas. Bagi para wisatawan atau pendatang, mengenal beberapa istilah lokal dapat memperkaya pengalaman berinteraksi dengan masyarakat setempat.
Salah satu istilah yang mungkin sering didengar dalam percakapan sehari-hari di Belitung adalah "Mate Bular".
Secara harfiah, istilah ini terdiri dari dua kata:
"Mate": Dalam bahasa Melayu Belitung, "Mate" adalah padanan kata dari "Mata" dalam Bahasa Indonesia.
"Bular": Kata inilah yang memberikan makna spesifik.
Di Belitung, frasa "Mate Bular" secara khusus digunakan untuk mendeskripsikan kondisi mata yang mengalami Rabun Dekat.
Definisi: Mate Bular artinya adalah Mata Rabun Dekat (Presbiopi atau Hipermetropi) dalam Bahasa Indonesia.
Kondisi "Mate Bular" merujuk pada ketidakmampuan mata untuk melihat objek yang berada dalam jarak dekat dengan jelas. Istilah ini sering digunakan untuk menggambarkan orang-orang yang mulai kesulitan membaca tulisan kecil atau menjahit tanpa bantuan kacamata baca.
Dalam konteks percakapan di Belitung, frasa ini mungkin muncul dalam kalimat seperti:
"Ai, la mate bular aku ni, ndak pacak lagi bace buku kecik-kecik."
(Aduh, sudah rabun dekat saya ini, tidak bisa lagi membaca buku kecil-kecil.)
"Saye nyarik kacamata, la mate bular rase."
(Saya mencari kacamata, rasanya sudah rabun dekat.)
Meskipun istilah ini menggambarkan kondisi kesehatan mata, penggunaannya dalam percakapan sehari-hari seringkali bersifat santai dan penuh keakraban, menjadi bagian dari identitas linguistik masyarakat Belitung.
