Kebijakan Shutterstock: Mengapa Foto Hasil AI Tidak Diterima dari Kontributor? Isu Duplikasi dan Kepemilikan Karya -->

Kebijakan Shutterstock: Mengapa Foto Hasil AI Tidak Diterima dari Kontributor? Isu Duplikasi dan Kepemilikan Karya

Nov 6, 2025, November 06, 2025

 

Foto:Pixabay


VISTORBELITUNG.COM,Dalam perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) yang semakin pesat, gambar yang dihasilkan oleh AI generator telah menjadi topik hangat, termasuk di dunia stock photography. Banyak kreator yang tertarik untuk mengirimkan karya AI mereka ke platform seperti Shutterstock.


Namun, Shutterstock telah mengambil sikap tegas: Foto atau karya seni yang sepenuhnya dihasilkan oleh AI tidak diterima untuk dikirimkan dan dilisensikan melalui akun kontributor.


Kebijakan ini, yang mungkin terlihat bertentangan mengingat Shutterstock sendiri telah mengembangkan fitur pembuat gambar AI untuk pelanggannya, didasari oleh dua pertimbangan utama: masalah kepemilikan (hak kekayaan intelektual/KI) dan potensi deteksi duplikasi.


1. Masalah Utama: Kepemilikan (Hak Kekayaan Intelektual)


Alasan paling mendasar mengapa Shutterstock menolak konten AI dari kontributor adalah ketidakmampuan untuk memastikan kepemilikan KI (Hak Kekayaan Intelektual) atas konten tersebut oleh satu individu.


Model Pelatihan yang Kompleks: Sebagian besar model AI generatif dilatih menggunakan kumpulan data besar yang berisi karya dan KI dari banyak seniman. Meskipun Shutterstock melatih AI mereka dengan dataset yang dilisensikan secara etis (dan memberikan kompensasi kepada kontributor melalui Contributor Fund), ketika kontributor mengunggah karya dari generator AI pihak ketiga, sulit bagi Shutterstock untuk memverifikasi asal model tersebut.

 

Gagal Membuktikan Kepemilikan: Berdasarkan Pedoman Kontributor Shutterstock, setiap pengirim harus dapat membuktikan kepemilikan KI atas semua konten yang mereka kirimkan. Karena gambar AI memanfaatkan KI dari banyak seniman, kepemilikan tunggal atas konten hasil AI tidak dapat ditetapkan kepada satu kreator yang mengunggahnya.


Tanpa kepemilikan yang jelas, Shutterstock dan kontributor tidak dapat menjamin perlindungan hak cipta atau memberikan lisensi yang sah kepada pelanggan.


2. Isu Potensi Duplikasi dan Kualitas


Meskipun artikel asli Anda menyebutkan deteksi duplikasi, ini terkait erat dengan isu kepemilikan dan kualitas yang menjadi perhatian Shutterstock:

 

Deteksi Konten Serupa: Dalam upaya menjaga kualitas dan keunikan pustaka kontennya, Shutterstock memiliki sistem yang sangat baik untuk mendeteksi konten duplikat atau sangat mirip. Jika banyak kreator menggunakan prompt atau masukan yang serupa pada generator AI yang sama, output yang dihasilkan dapat memiliki kesamaan yang tinggi, sehingga berisiko terdeteksi sebagai duplikat.

 

Melanggar Kriteria "Hasil Karya Sendiri": Konten yang diterima Shutterstock harus merupakan hasil karya orisinal kontributor. Konten yang dihasilkan AI, terutama dari generator umum, dianggap kurang memenuhi kriteria ini karena sifatnya yang merupakan turunan dari data pelatihan yang sangat luas, sehingga sulit dianggap sebagai "hasil karya tunggal" si pengunggah.


Jika sebuah gambar hasil AI dianggap menjiplak, terlalu mirip, atau melanggar hak cipta (meski tanpa disengaja karena pelatihan AI), akun kontributor berisiko dinonaktifkan.


Penting untuk dicatat bahwa meskipun menolak unggahan AI dari kontributor, Shutterstock tidak sepenuhnya anti-AI. Mereka memilih jalur yang bertanggung jawab:


Fitur AI Internal: Shutterstock telah meluncurkan fitur pembuat gambar AI internal untuk pelanggan mereka. Gambar yang dibuat dengan alat ini dilindungi dan ditambahkan ke pustaka Shutterstock, dan kontributor asli yang karyanya digunakan dalam pelatihan AI model tersebut diberi kompensasi melalui Contributor Fund.

 

Fokus pada AI yang Bertanggung Jawab: Shutterstock berupaya memimpin dalam AI yang etis dengan memastikan kompensasi yang adil bagi seniman yang KI-nya digunakan, serta memberikan perlindungan hukum (indemnifikasi) kepada pelanggan yang melisensikan gambar AI dari platform mereka.


Kebijakan Shutterstock untuk tidak menerima foto hasil AI dari kontributor didorong oleh keinginan untuk menjaga integritas pustaka konten, memastikan kepemilikan KI yang jelas, dan memberikan kompensasi yang adil kepada seniman. Kreator yang ingin berkontribusi harus fokus pada karya orisinal yang dihasilkan melalui proses kreatif mereka sendiri.

TerPopuler