Kuda Hitam AS di Luar Angkasa: 2 Sistem Jammer Baru Siap 'Butakan' Satelit Intelijen China dan Rusia! -->

Kuda Hitam AS di Luar Angkasa: 2 Sistem Jammer Baru Siap 'Butakan' Satelit Intelijen China dan Rusia!

Nov 11, 2025, November 11, 2025
Foto:


VISTORBELITUNG.COM,WASHINGTON D.C.,Amerika Serikat (AS) melalui Angkatan Luar Angkasa (U.S. Space Force) dilaporkan tengah bersiap mengerahkan dua sistem senjata elektronik baru yang dirancang khusus untuk mengganggu dan memblokir sementara satelit intelijen, pengawasan, dan pengintaian (Intelligence, Surveillance, and Reconnaissance/ISR) milik China dan Rusia.


Langkah ini diambil di tengah meningkatnya persaingan militer di luar angkasa, yang oleh para pejabat AS disebut sebagai ancaman serius, terutama dari program luar angkasa China yang ambisius. Kemampuan baru ini dipercaya akan secara signifikan menghambat koordinasi serangan kedua negara rival tersebut terhadap aset-aset AS saat terjadi konflik.


Dua sistem jammer (pengacak sinyal) berbasis darat yang akan segera beroperasi ini diberi nama:


 • Meadowlands

 • Remote Modular Terminal (RMT)


Sistem-sistem ini akan bergabung dengan sistem jammer yang sudah ada, yaitu Counter Communications System (CCS), yang telah dinyatakan beroperasi sejak tahun 2020.


Meadowlands, yang dikembangkan oleh L3 Harris Technologies, saat ini sedang menjalani pengujian akhir dan diharapkan sepenuhnya beroperasi pada tahun fiskal 2025.

 

RMT, yang dikembangkan oleh Northstrat dan CACI International, dilaporkan sudah mulai beroperasi dan sedang disebarkan ke lokasi-lokasi rahasia di seluruh dunia.


Space Force berencana untuk membeli hingga 32 unit Meadowlands dan 24 unit RMT.


📡 Cara Kerja dan Dampak Strategis


Sistem jammer ini tidak dirancang untuk menghancurkan satelit secara fisik (sehingga menghindari penciptaan puing-puing luar angkasa), melainkan bekerja dengan cara:

 

Mengeluarkan sinyal radio yang kuat untuk menjenuhkan frekuensi komunikasi antara satelit musuh dengan stasiun darat mereka.


Hal ini membuat satelit-satelit tersebut menjadi "buta" dan "tuli" sementara, sehingga tidak dapat mengirimkan data penting secara real-time tentang pergerakan pasukan AS dan sekutunya.


Dalam pandangan Pentagon, kemampuan ini sangat krusial. Satelit ISR China, yang jumlahnya mencapai lebih dari 510 unit, memberikan keunggulan taktis kepada Beijing dalam mengumpulkan data intelijen. Dengan menonaktifkan sementara kemampuan ini, AS dapat:

 

Membutakan musuh di medan pertempuran, membuat koordinasi serangan rudal atau unit darat/laut menjadi sulit.


Meningkatkan kemampuan bertahan hidup aset-aset AS di kawasan konflik.


Selain itu, kedua sistem baru ini juga dirancang agar mudah dipindahkan (transportable) dan dapat dioperasikan dari jarak jauh (remotely operated), memungkinkan penyebaran cepat di berbagai lokasi di seluruh dunia untuk meningkatkan kemampuan bertahan mereka.


Keputusan AS untuk mengerahkan jammer baru ini muncul saat ketegangan global terus memanas dan memicu kekhawatiran tentang perlombaan senjata di luar angkasa.


Para pejabat militer AS berulang kali menyoroti bahwa baik China maupun Rusia sedang mengembangkan berbagai kemampuan anti-satelit, termasuk misil anti-satelit kinetik, laser berbasis darat, dan sistem inspeksi orbital yang berpotensi dipersenjatai.


Komandan Space Force, Jenderal Chance Saltzman, menyatakan bahwa sistem baru ini diharapkan dapat beroperasi penuh sebelum akhir dekade ini dan berfungsi sebagai respons terhadap ancaman yang berkembang, di mana intelijen menunjukkan bahwa Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China melihat operasi counter-space sebagai cara untuk menghalangi intervensi militer AS dalam konflik regional.

TerPopuler