Prada Lucky, Prajurit Baru Berusia 23 Tahun, Meninggal Diduga Akibat Penganiayaan Senior -->

Prada Lucky, Prajurit Baru Berusia 23 Tahun, Meninggal Diduga Akibat Penganiayaan Senior

8 Aug 2025, August 08, 2025

 

Foto:Prada Lucky prajurit TNI Angkatan Darat (AD) muda

VISTORBELITUNG.COM,NAGEKEO – Dunia militer Indonesia kembali berduka. Seorang prajurit TNI Angkatan Darat (AD) muda, Prada Lucky Chepril Saputra Namo, yang baru lima bulan berdinas, meninggal dunia setelah diduga menjadi korban penganiayaan oleh rekan dan seniornya. Kasus tragis ini menyisakan duka mendalam dan memunculkan berbagai pertanyaan terkait tindak kekerasan di lingkungan militer.


Prada Lucky Chepril Saputra Namo, yang baru berusia 23 tahun, merupakan anggota baru yang dilantik pada Juni 2025 setelah menyelesaikan pendidikannya di Rindam IX Udayana, Singaraja, Bali, pada Februari 2025. Lucky kemudian ditugaskan di Batalyon Teritorial Pembangunan (TP) 834 Wakanga Mere dan mulai bertugas di Nagekeo, Nusa Tenggara Timur, sejak 1 Juli 2025. Ia bersama 559 personel TP lainnya tiba di Nagekeo dengan misi membangun Markas Batalyon di Desa Tonggurambang, Aesesa.


Namun, nasib berkata lain. Baru sebulan bertugas, Lucky dikabarkan mengalami luka berat dan dirawat intensif di ruang ICU RSUD Aeramo sejak Sabtu, 2 Agustus 2025. Ia menghembuskan napas terakhirnya pada Rabu, 6 Agustus 2025. Dugaan awal menyebutkan bahwa Lucky meninggal akibat penganiayaan yang dilakukan oleh rekan dan seniornya di batalyon.


Kematiannya yang mendadak dan tidak wajar ini membuat pihak keluarga merasa terpukul. Ayah Lucky, Serma Christian Namo, dan ibunya, Sepriana Paulina Mirpey, yang memiliki empat orang anak, kini harus menerima kenyataan pahit kehilangan anak kedua mereka yang baru saja mengabdikan diri untuk negara.


Jenasah Lucky kini telah tiba di Kupang pada Kamis, 7 Agustus 2025, menggunakan pesawat Wings Air setelah sebelumnya diterbangkan dari Bandara Haji Aeroboesman Ende. Atas permintaan keluarga, jenasah Lucky langsung dibawa ke Rumah Sakit Tentara (RST) Wira Sakti Kupang untuk menjalani proses visum. Langkah ini diharapkan dapat mengungkap penyebab pasti kematian dan menjadi bukti kuat untuk mengusut tuntas kasus dugaan penganiayaan tersebut.


"Seiring dengan bergulirnya kabar duka ini, sejumlah fakta dan tuntutan keadilan mulai mencuat ke publik"

 

Penganiayaan oleh Senior dan Rekan Dugaan kuat yang beredar di kalangan keluarga dan rekan-rekan dekat Lucky adalah bahwa ia dianiaya oleh beberapa senior dan rekan satuannya. Motif di balik penganiayaan ini masih belum jelas dan sedang dalam penyelidikan.


Luka Berat dan Perawatan Intensif,Lucky mengalami luka-luka yang sangat serius sehingga membutuhkan perawatan intensif di ruang ICU selama beberapa hari sebelum meninggal dunia. Hasil visum diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih jelas tentang jenis luka dan penyebab kematian.


Respons Pihak TNI AD diharapkan segera mengambil langkah tegas untuk mengusut tuntas kasus ini. Kasus-kasus kekerasan di dalam lingkungan militer sering kali menjadi sorotan publik, dan penegakan hukum yang transparan dan adil sangat dibutuhkan untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat.


Tuntutan Keluarga dan Masyarakat Keluarga Lucky menuntut agar para pelaku segera ditangkap dan diadili sesuai dengan hukum yang berlaku. Masyarakat pun menuntut adanya sanksi tegas, tidak hanya berupa sanksi militer, tetapi juga sanksi pidana.


Kepergian Prada Lucky Chepril Saputra Namo menjadi pengingat yang menyakitkan bahwa budaya kekerasan dan senioritas yang berlebihan masih menjadi masalah serius di beberapa institusi militer. Semoga almarhum Lucky beristirahat dengan tenang, dan semoga keadilan dapat ditegakkan bagi para pelaku yang telah merenggut nyawa prajurit muda yang berdedikasi ini. #RIP.


TerPopuler