![]() |
| Foto:Kazakhstan |
VISTORBELITUNG.COM,- Presiden Amerika Serikat ke-45, Donald Trump, mengumumkan sebuah perkembangan signifikan dalam upaya perdamaian Timur Tengah. Kazakhstan, sebuah negara kunci di Asia Tengah, secara resmi telah bergabung dengan perjanjian Abraham Accords.
Pengumuman ini datang dari kantor Presiden Trump yang mengindikasikan bahwa langkah Kazakhstan ini akan semakin memperluas jangkauan perjanjian yang bertujuan menormalisasi hubungan antara Israel dan negara-negara Arab serta Muslim.
Abraham Accords, yang awalnya ditengahi oleh pemerintahan Trump, telah menjadi tonggak sejarah dengan menyertakan Uni Emirat Arab, Bahrain, Sudan, dan Maroko yang menormalisasi hubungan dengan Israel. Masuknya Kazakhstan, yang merupakan negara berpenduduk mayoritas Muslim dan salah satu negara terbesar di Asia Tengah, menandai perluasan geografis yang penting bagi perjanjian tersebut.
Menurut pernyataan yang dirilis, proses bergabungnya Kazakhstan disebut telah mencapai kesimpulan resmi, menegaskan status hubungan diplomatik yang sudah ada antara Astana (sekarang Nur-Sultan) dan Tel Aviv.
"Ini adalah momen bersejarah. Kazakhstan, yang sudah lama menjalin hubungan diplomatik dengan Israel, kini secara resmi menjadi bagian dari Abraham Accords. Ini menunjukkan bahwa jalan menuju perdamaian, kerja sama, dan kemakmuran semakin terbuka lebar di berbagai belahan dunia," demikian kutipan dari pengumuman tersebut.
Penting untuk dicatat, tidak seperti beberapa negara Arab yang menandatangani Abraham Accords, Kazakhstan sudah mengakui Negara Israel sejak lama. Kedua negara telah menjalin hubungan diplomatik penuh sejak tahun 1990-an.
Oleh karena itu, bergabungnya Kazakhstan ke dalam Accords ini lebih bersifat penguatan komitmen dan integrasi ke dalam kerangka kerja sama regional dan ekonomi yang diciptakan oleh perjanjian tersebut. Langkah ini diperkirakan akan membuka peluang baru dalam perdagangan, investasi, pariwisata, dan keamanan siber antara Israel, Kazakhstan, dan negara-negara anggota Accords lainnya.
Pengumuman dari Presiden Trump ini tentu disambut baik oleh para pendukung Abraham Accords sebagai bukti daya tarik berkelanjutan dari perjanjian yang menekankan pada kerja sama ekonomi dan keamanan sebagai jalur menuju stabilitas regional.
---
Apa Selanjutnya?
Bergabungnya Kazakhstan memunculkan spekulasi tentang negara-negara Asia Tengah atau Muslim lainnya yang mungkin akan menyusul. Dunia kini menanti bagaimana keanggotaan baru ini akan mengubah dinamika geopolitik dan ekonomi di kawasan Eurasia.
