Foto: Sumber/Risky Ramadhani |
#INTAN_GADIS_KUNTILANAK
Bab 9
Writer 📚: Risky Ramadhani
Just a Story Fiction ✍️
_________
VISTORBELITUNG.COM,Pagi_pagi sekali buk Rumi tampak sibuk berkutat di dapur, memasak beraneka macam lauk pauk, termasuk lauk kesukaan anak sulungnya Intan.
"Wahhh, tumben banyak sekali masaknya hari ini. Ada lauk kesukaan Mbak Intan juga bu." Seru Lastri yang baru saja keluar dari kamar mandi.
" Iya nduk, sengaja.
Mbak yu mu pulang tadi malam."
"Apah.... Mbak Intan pulang Buk, kapan?
Dimana dia sekarang?"
"Ada di kamar masih tidur, sepertinya sakit, wajahnya sampek pucat, badannya pun dingin sekali, mungkin karna kehujanan." tutur buk Rumi.
"Sekarang Ibu mau bangunkan dulu Mbak mu, supaya sarapan bareng, biar minum obat dulu.
Kamu duduk ya Nduk, sebentar lagi Bapak ikut sarapan."
"Baik Bu." Jawab lastri.
***
Ketika bu Rumi masuk kamar Intan, bu Rumi langsung menghampiri anaknya yang masih tidur tertutup selimut.
"Nduk ayok bangun Nak, sudah pagi, ayok siap-siap kita sarapan bareng." ucaop bu Rumi sambil menyibak pelan, selimut yang menututupi tubuh Intan.
Tiba-tiba buk Rumi terkejut, sebab bukan Intan yang ada di bawah selimut melainkan bantal guling.
"Loh, Intan di mana kamu Nduk ?" Teriak bu Rumi.
Apa jangan jangan di kamar mandi, lalu bergegas ia membuka pintu kamar mandi "tidak ada" Batin nya.
Lalu iya berlari keluar dari kamar Intan menuju pintu depan, pintu masih terkunci dari dalam.
Lastri dan Bapaknya yang memperhatikan gelagat ibu nya, yang agak aneh lalu bertanya.
"Ada apa bu?" Tanya pak kosim.
"Semalam Intan pulang Pak, Ibu sendiri yang membuka kan pintu." Jawab bu Rumi sambil menangis.
"Mungkin ibu hanya halusinasi, tidak ada Intan di sini." Kata pak kosim sambil mengusap bahu istrinya.
"Yang sabar nanti kita ke rumah pak RT, untuk melaporkan kasus ini, biar dia membantu kita untuk melaporkan kepada pihak polisi."
"Sekarang Ibu yang tenang, minum teh hangat ini dulu."
_______
Pak kosim menitikan air mata, melihat istrinya depresi seperti ini, sampek dia menyalahkan dirinya sendiri atas menghilangnya Intan, seandainya kemarin dia tidak memamarahi anaknya habis habisan, mungkin intan tidak akan pergi dari rumah, batin pak Kosim.
Sore hari pak Kosim mendatangi kediaman rumah pak RT.
Tok tok tok....
"Assalamualaikum..."
"Waalaikum sallam..." terdengar sahutan dari dalam kemudian pintu di buka.
"Eh pak Kosim, tumben Bapa kerumah, ada apa Pak?" Sapa pak RT dengan ramah.
"Ada yang mau saya ceritakan pak RT."
"Kalo begitu silahkan duduk dulu Pak, biar istri saya bikinkan kopi dulu." Pak RT mempersilahkan tamu nya untuk duduk
"Ada apa Pak?" tanya pak RT.
"Begini... Anak sulung saya yang bernama Intan sudah 3 hari tidak pulang ke rumah Pak, saya sudah menghubungi semua teman-temannya tapi tidak ada yang tau." Tutur pak Kosim.
"Sudah Bapak coba hubungi no telepon Neng Intan?" Tanya pak RT.
"Sudah tapi tidak aktif juga, saya khawatir pak RT, istri saya sampek depresi." Jawab pak Kosim.
"Kasihan sekali, apa sebelumnya Nak Intan tidak pamit dulu."
"Tidak Pak, kemarin sempat saya marahi. Saya fikir dia tidak akan kabur dari rumah. Semalam istri saya sampai berhalusinasi kalau Intan pulang, tapi pagi tadi waktu dia bangunkan Intan nggak ada."
Pak Rt hanya manggut-manggut, meski sedikit kebingungan akan kehilangan Intan yang tidak kunjung pulang.
Setelah selesai berbicara dengan pak Rt, pak Kosim kembali kerumahnya. Ia pulang sudah dalam keadaan petang, adzan maghrib pun akan segera berkumandang.
Kresss
Hik.. Hik... Hik...
Terdengar suara orang yang sedang menangis , suaranya terdengar meny4yat hati
Suara dari berasal dari arah semak, membuat pak Kosim menghentikan langkahnya, ia penasaran dengan apa yang ada di balik semak.
Pak Kosim merasa sedikit tidak enak, sambil merasakan tengkuknya yang sedikit meremang. Perjalanan yang ia lewati jalan setapak, dengan keadaan suasana yang sedikit hujan gerimis.
Pak Kosim menghampiri semak yang sedikit bergoyang. Namun kala tangannya di ulurkan hendak meraih semak, pak Kosim membulatkan matanya.
" Tidak ada apa apa , mungkin hanya perasaan ku saja " Batin pak kosim
Kemudian beliau melanjutkan perjalanan lagi , akan tetapi pak kosim merasakan ada seseorang yang sedang memperhatikan dia di balik gerombolan pohon pisang yang ada di sekitar kebun tersebut.
Hingga sesekali dia menoleh ke belakang, namun nihil tidak ada siapapun.
Bahkan tanpa pak kosim sadari ada sesosok perempuan, bergaun putih dan rambut nya yang menjuntai , mrnutupi wajah nya.
yang sedang memperhatikan beliau di atas pohon jati yang ada di pinggir kebun milik Heru.
"Aku harus cepat sampai rumah ,sebelum habis waktu maghrib " Gumam pak kosim
Pak kosim yang berjalan secara tergesa gesa, sehingga kaki nya kesandung batu dan dia terjatuh.
"Astaghfirullah" Ucap pak kosim sambil hendak berdiri
Tiba tiba dari atas pohon jati, ada sekelebatan kain warna putih terbang melintas , di atas kepala pak kosim, sampek membuat jantung pak kosim berpacu keras, kemudian pak kosim beristighfar
"Astaghfirullah haladzim , ya allah , apa itu apa aku tidak salah lihat " Batin pak kosim
Kemudian melanjutkan perjalanan lagi.
_______
Di kediaman barja nampak istri nya sedang duduk di luar rumah, dengan keadaan hamil besar, usia nya menginjak 9 bulan.
" Masuk neng dah surup ini, pamali, kalo orang hamil masih di luar rumah " Barja menyuruh istri nya untuk masuk ke rumah
"Iya ini juga mau masuk " Jawab elis istri barja
Kemudian mereka masuk ke dalam rumah , istri barja menutup pintu , dan jendela tak lupa ia juga menutup semua kain gorden .
Di saat elis mau, ke kamar Tiba tiba ada yang mengetuk pintu, hampir saja ia akan membuka kan pintu, tapi ke buru di larang oleh barja.
"Jangan di buka neng, ini maghrib, gk akan ada orang yang bertamu maghrib maghrib" Tutur barja
"Tapi kang , itu sepertinya ada yang mau bertamu " Jawab elis
"Abaikan saja " Jawab barja
Baru juga mereka hendak meninggalkan pintu, ketukan itu terdengar lagi bahkan terkesan memaksa sampai suaranya terdengar seperti orang marah.
Dor dor dor....
gebrakkkk....
Terdengar kegaduhan di luar rumah, barja langsung mengajak sang istri masuk ke dalam kamar
"Apa itu tadi kang , aku takut "
"Bukan apA apa , kamu tenang saja ada akang di sini " Jawab barja
" Kenapa akhir-akhir ini sering terjadi hal-hal di luar nalar kang "
" Aku tidak tau kamu tenang saja jangan banyak fikiran, nanti aku minta jimat pelindung pada ki suro " Tutur barja
***
Barja inisiatif menelfon Heru, dia berniat ingin mengajak nya pergi ke tempat mbah suro, dukun terkenal sakti di kampung sumberejo.