Foro:Pixabay.com/Sumber/arif Halim II/Fb |
" teluh hiled bintinu " 15
( santet ulat bulu bintinu )
VISTORBELITUNG.COM,pak amat yang lagi duduk santai di saung yang ada di kebun sayur itu terlihat semringah dan senang , bagaimana tidak dalam benak nya nanti malam setelah persembahan tum*al kepada nyai angsana sealin mendapatkan harta yang takan pernaj habis juga akan menikmati tubuh nyai angsana sebagai syarat ke 2
tapi tidak lama, pak amat muka nya berubah menjadi kesal dan memerah , bagaiamana tidak keluarga juragan aceng belum tersentuh sekalipun sudah di kirim teluh ulang dan ulang
sejauh mata memandang kebun sayur kol. wortel ,tomat dan cabai terbentang menghijau
pak amat sudah setara dengan juragan aceng malahan lebih karena pemasaran sayur nya sudah menguasai pasar induk jakarta,bekasi,bogor dan tangerang
dengan memakai kaca mata hitam ,bertopikan laken ( koboi ) di tangan kanan menenteng iteuk ( tongkat ) layak nya saudagar dan mirip demang
terlihat pak amat mengepulkan asap tembakau yang di simpan di pipa ( padudan ) asap mengepul memutih tersapu angin
tak lama pak amat turun dari saung dan pergi menuju mobil untuk pergi ke rumah baru nya
" pulang juragan " tanya pekerja yang lagi memetik cengek ( cabe ) kepada pak amat
" heuh " cuma kata sedikit yang terlihat terkesan angkuh dan sombong
pak amat berlalu pergi dan masuk ke dalam mobil nya
tak lama pak amat sudah meninggalkan kebun sayur nya. . dan singgah di pasar untuk membeli gambir,kembang 7 rupa dan kemenyan syarat ritual untuk nanti malam
***
di tempat lain di rumah wa haji , juragan aceng bertamu sambil membawa neng agis ,terlihat neng agis masih ada bekas bengkak dan terlihat bintik bintik merah di badan nya ,
" asalamuallaikum" juragan aceng megucap salam
" walaikumsalam" wa haji membalas salam juragan aceng
" eh juragan masuk masuk "
" ganggu ini wa haji " kata juragan aceng
" enggak enggak juragan "
" wa haji tadi kedengaran nya lagi ngobrol "
" ah ngobrol dengan siapa juragan gak ada siapa siapa "
eyang sangyang tikoro hanya tersenyum tipis ,
padahal eyang sangyang dari tadi duduk di samping wa haji
tak lama wa haji dan juragan yang di temani neng agis membicarakan keselamatan neng agis ,
eyang sangyang tikoro mendekat ke neng agis dan mengelus rambut neng agis, dan meniupkan hawa do'a dan membuat neng agis begidik ngeri. .
" pak . .apa ada yang niup eneng " ucap neng agis mengadu ke juragan aceng
" angin ah neng itu mah sini duduk " juragan mengajak anak nya duduk di samping nya
wa haji hanya tersenyum sambil melihat eyang sangyang tikoro yang meniupkan do'a ke neng agis
***
ujang yang sedang berbicara dengan mang osin untuk memberikan tas yang di bawa nya
tapi mang osin kukuh tidak mau memberikan tas hitam itu
" mang , Astagfirullah itu sangat bahaya dan ini menyangkut keselamatan keluarga mamang ," ujang dengan memaksa meminta bingkisan itu
" jang ini pemberian dari juragan amat , dan mamang lagi membutuhkan semua ini " dengan nada yang tinggi mang osin menolak
" jang. kamu ini apa apaan hah bicaara tak masuk di akal lebih baik kamu pergi jang " mang osin malah mengusir ujang
tapi buat ujang tidak menyerah begitu saja , ujang masih membujuk mang osin untuk meyerahkan barang yang di bawa mang osin
" begini saja mang ,saya gak akan membawa barang itu dan cukup simpan , biar ujang menunjukan nya di hadapan mamang dan bibi bagaimana "
" kalau gak terjadi apa apa mamang bisa ambil lagi itu barang " ucap ujang
mang osin terdiam sejenak , dan berpikir atas penawaran ujang
" udah atuh bah , kasih aja di ujang siapa tahu yang di ucapkan ujang itu bener " celetuk bi aroh istri nya mang osin memberi saran..
mang osin masih ragu. .karena ini yang dia butuhkan dan mang osin sangat sayang ke neng imas anak nya
" sudah jang gini , kamu lebih pergi dari sini , mau A atai B itu urusan saya . .kamu datang datang bicara tak masuk di akal ," bentak mang osin
di sini terlihat ujang mulai menyerah tapi dalam hati kecil nya ujang mau menyelamatkan keluarga mang osin , ujang tahu neng imas adalah target utama bagi tumb*l ini
" mang , apa amang lebih sayang sama barang itu dari pada neng imas" ujang menekan kan sekarang kepada mang osin
" sudah jang ini keluarga mamang , baik buruk nya mamang tanggung jawab nya " tetep kekeuh mang osin dengan pendirian nya
ujang udah habis kesabaran nya tapi di sisi lain dia tidak tega melihat neng imas ,karena ke egoisan bapak nya neng imas jadi korban
" tidak tidak saya harus cari cara lain agar bisa menyelamatkan neng imas dari crngkraman tumb*l yang di praktrkan oleh pak amat
ujang terdiam sedang memikirkan cara bagaimama neng imas lepas dari praktek tumbal ini
bukkkk kepala ujang terpental dan ujang pun ambruk tidak sadarkan diri. .
.ternyata mang osin udah kalap dan sangat emosi atas apa yang ujang bicarakan
" kamu siapa?? mau urus kehidupan keluarga saya hah " mang osin terlihat emosi
" eh eh abah apa apaa eh , kenpa kamu bah ?? setan apa yang sudah merasuki kamu abah" ucap bi aroh sambil berlari ke ujang yang sudah terkapar di tanah
tanpa mempedulikan ujang dan istrinya mang osin berlalu pergi masuk ke dalam rumah nya , sambil meuntun neng imas masuk
***
waktu sudah menunjukan jam 17:45 puja puji terdebgar di surau saling bersahutan , menandakan magrib akan segera tiba , ujang yang di bawa bi aroh ke rumah pak RT sekarang sudah siuman dan ujanh heran kenapa dirinya sudah ada di dalam rumah
" rumah siapa ini , perasaab tadi ada halaman rumah mang osin. ujang masih ling liung dan belum sepenuh nya sadar
" tadi bi aroh membawa kamu ke rumah saya ,kata bi aroh kamu katuh pas lagi memetik kelapa " ucap pak RT
" jatuh , msmetik kelapa ," ujang heran atas penjelasa. pak RT
" saya tidak jatuh pak RT dan saya tidak memetik kelapa " ucap ujang
***
pak mat sudah berada di kamar khusus dan kembang 7 rupa sudah tersebar di tiap sudut tempat tidur , asap kemenyan sudah memenuhi ruangan kusus untuk pak amat
***
werrrr . werrr angin tertiup kencang dangan suara bergemuruh di luar rumah. .pohon pohon saling beradu satu sama lain , hewan malam terhenti seakan mengetahui siapa yang akan datang
***
di rumah mang osin , neng imas lagi memakai baju yang di berikan oleh pak amat. .dan mang osin duduk di atas kursi sambil menikmati kopi panas dan menghisap rokok kretek di tangan nya
neng imas begitu senang atas apa yang di bawakan abah nya
tak lama neng imas terdiam dan brukkkkkkk neng imas jatuh ke belakang. .badan kejang kejang mulut menganga mata terbelalak ke atas
hekkkk. .hekkkkk ..hekkkk neng imas mengeluarkan suara menahan sakit , terlihat di mulut neng imas keluar ulat bulu bintinu selain di mulut di lubang hidung dan telinga
mang osin yang tadi nya duduk santai sekarang terlihat panik
" emak na emak na " mang osin memanggil bi aro, si eneng imas kenapa ini . .mang osin kebingungan , panic,takut bercampur aduk
ulat bulu sudah merayap memenuhi isi ruangan tengah rumag
neng imas yang tadi kejang kejang sudah tidak bergerak , napas nya sudah berhenti
bi aroh keluar dari kamar pun saat melihat kejadian langsung berteriak
" imasss. imasss anakaing . .anaking " ( anaking itu panggilang sayang kepada anak)
" abah kenapa imas abah , kenapa imas " bi aroh berteriak kepada mang osin
mang osin hanya terdiam membisu dan mematung , tidak ada kata dan ucap lagi keluar dari mulut nya
dalam pikir nya hanya teringat kata kata ujang
***
tetangga yang mendengar teriakan mang osin dan bi aroh segera keluar dan menuju rumah mang osin. .
" osin. .osin ada hah " ucap tetangga sambil menggedor pintu rumah mang osin ,
tidak ada jawaban di dalam rumah. terpaksa salah satu warga mendobrak pintu
saat pintu sudah terdobrak alangkah terkejut nya warga saat melihat ke adaan dalam rumah
" astagfirullah " ya Allah ada apa ini ucap salah satu warga. .bi aroh yang sudah tak sadarkan diri begitu juga mang osin hanya menatap dengan tatapan kosong mengarah ke jasad neng imas
ulat bulu bintinu sudah memenuhi se isi rumah mang osin
warga seakan takut untuk masuk ,jngankan untuk masuk melihat ulat pun mereka takut
" panggil haji kosasih cepat panggil " terdengar teriakan warga untuk memanggil haji kosasih
***
kakang nyai datang kakang ucap nyai angsana yang sudah berada di halaman rumah pak amay
pak amat keluar rumah dengan telanjang dada hanya menggunakan sarung saja yang terpakai
" haturan nyai ( selamat datang ) ucap pak amat
nyai angsana dengan kerata kuda kencana pun menghampiri pak amat , dengan mahkota berlian dan permata berselendangkan kain hijau terlihat anggun dan mempesona bagi pak amat
pak amat pun menyambut nyai angsana dengan menggandeng tangan nyai angsana dan pak amat mencium tangan nyai angsana
" hum kakang , tumb*lmu telah saya terima dan puaskan nyai sekarang kakang maka kekayaan mu akan bertambah " ucap nyai angsana
dan mereka berdua pun masuk kedalam kamar. dan melakukan ritual birahi untuk menyempurnakan salah satu syarat yang di pinta nyai angsana.