 |
| Foto: Instagram/ ASABRI |
VISTORBELITUNG.COM,PT Asuransi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ASABRI) dinyatakan merugikan negara sebesar Rp22,7 triliun akibat kesalahan pengelolaan keuangan dan penempatan dana investasi yang dilakukan oleh manajemen lama perusahaan. Hal ini terungkap dalam hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang dirilis pada tahun 2021.
Dr.H Mufti A.N anam komisi VI DPR RI Mengkritisi langka ASABRI yang rugikan keuangan Negara.
"ASABRI ini tiap tahun ambil Premi dari pensiun Pegawai-pegawai Negara, di industri ketahan, tetapi ketika salah berinvestasi kenapa kita yang harus menanggung,ujar Dr.H Mufti A.N anam dalam ruang rapat".
Dr.H Mufti juga mempertanyakan beberapa Dirut Taspen yang pernah di Periksa KPK dan Keberlanjutan Kasusnya, bahkan beberapa pejabat di Asabri Juga tidak pernah dihukum Atas Kasus korupsi yang di lakukannya.
Dalam rapat DPR RI Pemerintah diharuskan Menutupi kerugian sekitar Rp.3,6 Triliunan,untuk ASABRI.
Kerugian negara ini disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya:
• Pembelian saham bodong senilai Rp802 miliar. Saham-saham ini tidak memiliki nilai ekonomis yang riil dan hanya dimanipulasi harganya oleh para pelaku korupsi.
• Pelepasan 12 saham non-bluechip senilai Rp1,062 triliun. Saham-saham ini dijual dengan harga yang jauh lebih murah dibandingkan harga belinya, sehingga merugikan ASABRI.
• Penempatan dana investasi pada reksa dana yang berkinerja buruk. Reksa dana ini dikelola oleh pihak-pihak yang berafiliasi dengan para pelaku korupsi, sehingga tidak memberikan keuntungan yang optimal bagi ASABRI.
Kasus korupsi ASABRI ini merupakan salah satu kasus korupsi terbesar di Indonesia. Para pelaku korupsi telah diadili dan dijatuhi hukuman penjara. Namun, kerugian negara yang ditimbulkan oleh kasus ini masih belum dapat dipulihkan sepenuhnya.
Kasus ini menjadi pengingat bagi kita semua tentang pentingnya pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel, khususnya di perusahaan-perusahaan yang mengelola dana publik.