 |
| Foto: Gemini AI |
VISTORBELITUNG.COM,Di kedalaman lautan yang luas, sebuah entitas purba terbangun dari tidur abadinya. Ia adalah otak raksasa, makhluk mengerikan yang telah lama terlupakan oleh peradaban manusia. Otak itu memiliki kesadaran yang tak terbayangkan, dan ia lapar akan pengetahuan, kekuasaan, dan kendali.
Dengan kekuatan telepatinya yang luar biasa, otak itu mulai mengirimkan gelombang pikiran ke seluruh dunia. Gelombang-gelombang ini merasuki pikiran manusia, perlahan-lahan mengambil alih kesadaran mereka. Korban-korban otak itu, yang dikenal sebagai "yang terinfeksi," menjadi boneka yang patuh, tunduk pada setiap perintahnya.
Yang terinfeksi mulai menyebar seperti wabah, menginfeksi lebih banyak orang dan memperluas kendali otak itu. Kota-kota jatuh ke dalam kekacauan, ketika orang-orang yang dicintai berubah menjadi musuh yang tak berakal. Pemerintah dan militer berjuang untuk melawan ancaman tak terlihat ini, tetapi upaya mereka sia-sia.
Otak itu memiliki rencana yang lebih besar daripada sekadar menaklukkan umat manusia. Ia ingin menyerap semua pengetahuan dan pengalaman Bumi, untuk menjadi entitas yang maha tahu dan maha kuasa. Ia mulai membangun struktur raksasa di bawah laut, mesin yang dirancang untuk memperkuat kekuatan telepatinya dan memperluas jangkauannya.
Saat struktur itu tumbuh, pengaruh otak itu di Bumi semakin kuat. Orang-orang yang masih bebas dari pengaruhnya hidup dalam ketakutan, bersembunyi di bayang-bayang, berharap dan berdoa agar seseorang akan muncul untuk menghentikan kengerian ini.
Tetapi otak itu terlalu kuat, terlalu cerdas. Ia telah merencanakan setiap kemungkinan, setiap kontingensi. Ia tahu bahwa tidak ada seorang pun yang bisa menghentikannya. Bumi akan menjadi miliknya, dan umat manusia akan menjadi budak-budaknya.
Dan kemudian, di tengah keputusasaan yang paling dalam, sebuah harapan muncul. Seorang ilmuwan brilian, yang telah mempelajari otak itu dan kekuatannya, menemukan cara untuk memutus kendali telepatinya. Dia menciptakan perangkat yang dapat menghasilkan gelombang pikiran balik, yang akan mengganggu sinyal otak itu dan membebaskan yang terinfeksi.
Dengan bantuan sekelompok kecil penyintas yang berani, ilmuwan itu meluncurkan serangan terhadap struktur bawah laut otak itu. Mereka berjuang melewati gerombolan yang terinfeksi, menghadapi kengerian yang tak terbayangkan. Akhirnya, mereka mencapai pusat struktur, tempat otak itu berada.
Pertempuran terakhir sangat dahsyat. Ilmuwan itu menggunakan perangkatnya untuk melepaskan gelombang pikiran balik, melumpuhkan otak itu dan membebaskan yang terinfeksi. Struktur itu runtuh, mengirimkan gelombang kejut yang mengguncang seluruh planet.
Otak itu dikalahkan, tetapi kemenangan itu mahal. Jutaan orang telah kehilangan nyawa mereka, dan Bumi telah terluka parah. Umat manusia selamat, tetapi mereka selamanya diubah oleh kengerian yang mereka alami.
Dan di kedalaman lautan, sisa-sisa otak itu berbaring, menunggu saat ia akan terbangun kembali.
