Bitcoin Gold Menjadi Target Serangan SIBER 51% Double Spend Attacks -->

Bitcoin Gold Menjadi Target Serangan SIBER 51% Double Spend Attacks

22 May 2025, May 22, 2025

Foto:pixabay


VISTORBELITUNG.COM,Bitcoin Gold (BTG) telah menjadi target dari beberapa serangan siber, khususnya serangan 51% (51% attacks) dan double-spend attacks. Perlu dicatat bahwa ini bukanlah kasus "peretas" tunggal yang teridentifikasi, melainkan entitas atau sekelompok entitas anonim yang berhasil menguasai mayoritas hashrate (daya komputasi) jaringan BTG untuk memanipulasi blockchain.


Berikut adalah detail serangan yang terjadi pada Bitcoin Gold


Serangan 51% pada Mei 2018 Apa yang terjadi: Seorang atau sekelompok aktor tidak dikenal berhasil menguasai lebih dari 51% daya komputasi (hashrate) jaringan Bitcoin Gold. Dengan menguasai mayoritas hashrate, penyerang dapat memanipulasi riwayat transaksi, termasuk melakukan "double-spend".


Modus Operandi: Penyerang akan melakukan deposit BTG ke bursa, menukarnya dengan mata uang kripto lain (misalnya Bitcoin atau Ethereum), dan menariknya. Setelah itu, dengan kendali atas hashrate, mereka akan membalikkan transaksi deposit BTG awal di blockchain, sehingga mereka dapat menggunakan BTG yang sama lagi.


Kerugian Diperkirakan sekitar 388.000 BTG (senilai sekitar $18 juta USD pada saat itu) dicuri dari beberapa bursa kripto memiliki Dampak dari Insiden ini sangat merugikan reputasi Bitcoin Gold. Salah satu bursa besar, Bittrex, akhirnya mendelisting Bitcoin Gold karena tim pengembang BTG menolak untuk mengganti kerugian yang diderita Bittrex akibat serangan tersebut. Bitcoin Gold berargumen bahwa kerugian itu adalah tanggung jawab bursa sendiri karena keamanan internal mereka.


Serangan 51% Berulang pada Januari 2020


Apa yang terjadi pada Bitcoin Gold kembali menjadi target serangan 51% beberapa kali pada Januari 2020. Kerugian Dari Serangan ini menyebabkan kerugian sekitar 1.900 BTG ($19.000) pada satu serangan dan sekitar 5.267 BTG ($53.000) pada serangan lainnya. Sebagai respons terhadap serangan ini, tim Bitcoin Gold merilis pembaruan darurat (versi 0.17.2) pada Juli 2020 untuk mencegah serangan rantai panjang yang terjadi beberapa hari sebelumnya.


Siapa yang Melakukan Serangan?


Identitas pasti dari para peretas atau kelompok yang melakukan serangan 51% ini tidak pernah terungkap secara publik. Mereka tetap anonim. Serangan 51% seringkali dilakukan oleh individu atau kelompok yang memiliki akses ke sejumlah besar daya komputasi (misalnya, dengan menyewa hashrate dari layanan mining pool) dan memanfaatkan biaya yang relatif rendah untuk menguasai jaringan koin yang lebih kecil dan kurang aman dibandingkan Bitcoin utama.


Mengapa Bitcoin Gold Rentan?


Meskipun Bitcoin Gold mengubah algoritma penambangannya menjadi Equihash untuk mencegah dominasi ASIC, koin-koin yang merupakan "fork" dari Bitcoin atau koin Proof-of-Work (PoW) yang lebih kecil cenderung lebih rentan terhadap serangan 51%. Alasannya adalah:


Hashrate yang Lebih Rendah Jaringan mereka memiliki hashrate total yang jauh lebih kecil dibandingkan Bitcoin, sehingga lebih mudah dan lebih murah bagi penyerang untuk menyewa atau mengumpulkan lebih dari 51% daya komputasi yang diperlukan.Ketersediaan Hashrate Sewaan Ada pasar untuk menyewa hashrate (misalnya NiceHash), yang memungkinkan penyerang untuk mendapatkan daya komputasi yang diperlukan tanpa harus memiliki hardware penambangan sendiri.


Singkatnya, tidak ada nama "hacker" spesifik yang bisa disebut, melainkan aktor-aktor anonim yang memanfaatkan kerentanan inheren dari jaringan blockchain dengan hashrate yang relatif rendah melalui serangan 51% untuk melakukan double-spend.


TerPopuler