![]() |
Foto:vistorbelitung |
VISTORBELITUNG.COM,BEIJING, TIONGKOK – Pemerintah Tiongkok kembali melontarkan kritik keras terhadap Amerika Serikat, menuduh Washington melakukan intervensi dalam urusan dalam negeri Tiongkok terkait isu Taiwan. Beijing dengan tegas menegaskan bahwa Taiwan adalah bagian tak terpisahkan dari Tiongkok, dan setiap bentuk dukungan atau interaksi resmi AS dengan Taipei dianggap sebagai pelanggaran kedaulatan Tiongkok.
Ketegangan antara Tiongkok dan Amerika Serikat mengenai Taiwan telah menjadi salah satu titik gesek paling signifikan dalam hubungan bilateral mereka. Tiongkok menganggap Taiwan sebagai provinsi pembangkang yang pada akhirnya harus bersatu kembali dengan daratan Tiongkok, bahkan jika itu harus melalui kekuatan militer. Sementara itu, Amerika Serikat secara resmi mengakui kebijakan "Satu Tiongkok" (One China Policy), tetapi juga mempertahankan hubungan tidak resmi yang kuat dengan Taiwan dan merupakan pemasok senjata utama bagi pulau tersebut di bawah Taiwan Relations Act.
Bagi Beijing, isu Taiwan adalah masalah kedaulatan inti dan "garis merah" yang tidak boleh dilanggar. Mereka memandang kunjungan pejabat AS ke Taiwan, penjualan senjata ke Taipei, dan dukungan AS terhadap partisipasi Taiwan di organisasi internasional sebagai upaya untuk mendorong kemerdekaan Taiwan, yang dianggap sebagai pelanggaran terhadap prinsip "Satu Tiongkok" dan campur tangan dalam urusan internal Tiongkok.
"Kami mendesak pihak AS untuk segera menghentikan semua bentuk interaksi resmi dan militer dengan Taiwan, berhenti mengganggu masalah internal Tiongkok, dan mematuhi komitmen mereka terhadap kebijakan Satu Tiongkok," kata seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok dalam sebuah pernyataan baru-baru ini. "Setiap upaya untuk menantang prinsip Satu Tiongkok akan ditentang dengan tegas."
Di sisi lain, Taiwan adalah negara demokrasi de facto dengan pemerintahan yang dipilih secara demokratis. Masyarakat Taiwan memiliki identitas yang berbeda dari daratan Tiongkok dan banyak yang menentang unifikasi di bawah kendali Beijing. Amerika Serikat, meskipun mengakui "Satu Tiongkok," menegaskan komitmennya untuk membantu Taiwan mempertahankan diri dan menentang segala upaya perubahan status quo secara paksa.
Peningkatan ketegangan di Selat Taiwan memiliki implikasi yang luas adanya risiko Konflik Kekhawatiran akan pecahnya konflik militer di Selat Taiwan terus membayangi, dengan potensi konsekuensi yang menghancurkan bagi ekonomi global dan stabilitas regional.
Perlombaan Senjata Tiongkok terus memperkuat militernya, sementara AS dan sekutunya meningkatkan kehadiran dan kemampuan pertahanan mereka di Indo-Pasifik sebagai respons terhadap meningkatnya ambisi Tiongkok.
Dampak Ekonomi bagi Taiwan adalah produsen semikonduktor terkemuka dunia. Setiap gangguan terhadap status quo di Taiwan dapat menyebabkan kekacauan besar dalam rantai pasokan global.
Pernyataan berulang Tiongkok mengenai "intervensi AS" dalam urusan Taiwan menyoroti dalamnya jurang perbedaan pandangan antara kedua kekuatan besar ini. Bagi Beijing, Taiwan adalah masalah domestik yang tidak boleh diganggu gugat. Bagi Washington, masalah ini menyangkut prinsip demokrasi, hak asasi manusia, dan stabilitas regional. Bagaimana dinamika ini akan terus berkembang akan menjadi penentu penting bagi geopolitik global di tahun-tahun mendatang.