![]() |
| Foto:Vistorbelitung |
VISTORBELITUNG.COM,BELITUNG - Jika Anda berkunjung ke Pulau Belitung, bersiaplah untuk kaget mendengar kata 'Buntu' diucapkan oleh masyarakat lokal. Pasalnya, di ranah Bahasa Belitung, kata ini jauh dari makna harfiahnya yang berarti jalan tertutup atau kebuntuan.
Ya, di tengah masyarakat Laskar Pelangi, kata 'Buntu' ternyata memiliki arti yang cukup keras dan mengejutkan: "Bodoh" atau "Kurang Paham".
Warga Belitung menggunakan kata 'Buntu' sebagai ungkapan untuk menggambarkan seseorang yang dianggap lambat dalam berpikir, tidak mengerti, atau kurang cerdas dalam menyikapi suatu hal.
Fenomena penggunaan kata 'Buntu' ini menjadi menarik dan sering kali membuat wisatawan atau pendatang baru salah paham.
Dalam Bahasa Indonesia baku, 'buntu' merujuk pada keadaan tidak dapat terus atau terhenti.
Contoh: Jalan itu buntu karena ada proyek pembangunan.
Namun, di Belitung, konteksnya berubah total.
"Kalau di Belitung, 'Buntu' itu maknanya kasar. Sama saja kita bilang orang itu 'Bodoh' atau 'Dunggu'," jelas Bapak Rasyid, seorang warga sekitar.
Menurutnya, penggunaan kata ini sering terdengar dalam percakapan sehari-hari, khususnya saat seseorang kesal atau frustrasi karena lawan bicaranya tidak memahami instruksi atau penjelasan.
Contoh Penggunaan Kata 'Buntu' dalam Bahasa Belitung
Agar tidak salah kaprah, berikut adalah contoh pengaplikasian kata 'Buntu' dalam kalimat khas Belitung:
• "Lah ku ajak (suruh) beulang kali, maseh (masih) dak ngarti. Buntu amat lah die ne!"
(Sudah saya suruh berkali-kali, masih tidak mengerti. Bodoh sekali dia ini!)
• "Ade masalah sikit be, la buntu kepale e." (Ada masalah sedikit saja, sudah buntu/bodoh pikirannya.)
"Kau ni (kamu ini) buntu ah! Coba dengar betul-betul."
(Kamu ini bodoh! Coba dengar baik-baik.)
Pergeseran makna kata dari bahasa nasional ke bahasa daerah seperti ini merupakan cerminan dari kekayaan linguistik yang dimiliki Indonesia. Setiap daerah seringkali mengadopsi kata-kata baku, namun memberikannya 'rasa' lokal yang unik, bahkan bertolak belakang.
Oleh karena itu, bagi Anda yang berencana mengunjungi Belitung, kenali dan pahami perbendaharaan kata lokal ini. Jangan sampai maksud hati ingin membahas jalan yang terblokir, tapi justru menyinggung perasaan warga lokal karena tanpa sengaja menyebut mereka 'Buntu'!
