![]() |
| Foto:Military Venezuela |
VISTORBELITUNG.COM,CARACAS - Ketegangan di Amerika Selatan kembali memanas. Venezuela secara terbuka telah mengerahkan dan mengaktifkan kembali sistem pertahanan udaranya dalam sebuah langkah yang diklaim sebagai respons pencegatan terhadap jet tempur Amerika Serikat (AS) yang mendekati wilayah udaranya.
Aksi militer ini dikonfirmasi langsung oleh Presiden Venezuela, Nicolás Maduro, yang mengumumkan bahwa jaringan pertahanan udara negara itu telah "diaktifkan sepenuhnya" dan "kembali bertugas penuh."
Pengerahan sistem pertahanan ini bukan main-main. Menurut pernyataan dari otoritas militer Venezuela, jaringan pertahanan udara yang diaktifkan adalah gabungan dari teknologi militer dua sekutu utama Caracas, yakni Rusia dan Iran.
Unsur utama yang dikerahkan meliputi:
Sistem Rudal S-125 "Pechora" (Rusia): Meskipun merupakan sistem yang lebih tua, S-125 telah dimodernisasi dan terbukti masih efektif untuk pertahanan wilayah udara jarak pendek hingga menengah. Pengerahan ini menunjukkan kesiapan Venezuela untuk menggunakan aset pertahanan konvensionalnya.
Rudal Bavar-373 (Iran): Ini adalah jantung dari pengerahan terbaru. Bavar-373 dikenal sebagai sistem rudal pertahanan udara jarak jauh buatan Iran yang sangat canggih, sering disebut-sebut sebagai tandingan domestik Iran terhadap sistem S-300 Rusia. Kehadiran rudal ini menandai peningkatan signifikan dalam kemampuan pertahanan udara Venezuela, memberikan kemampuan untuk mencegat target di ketinggian dan jarak yang lebih jauh.
Presiden Maduro menegaskan bahwa langkah ini diambil menyusul apa yang ia sebut sebagai "serangkaian provokasi" dan "pelanggaran kedaulatan" yang dilakukan oleh pesawat-pesawat militer AS.
"Kami tidak akan mentoleransi pelanggaran terhadap wilayah udara kami. Kedaulatan Venezuela akan dipertahankan dengan segenap kekuatan," ujar Maduro dalam siaran pers yang disiarkan televisi nasional.
Meskipun Venezuela tidak merinci kapan dan di mana tepatnya insiden pencegatan tersebut terjadi, pengerahan sistem rudal canggih secara publik ini mengirimkan pesan yang jelas kepada Washington mengenai kesiapan Caracas untuk menggunakan kekuatan militer dalam mempertahankan batas-batas udaranya.
AS sendiri belum memberikan komentar resmi mengenai klaim pencegatan ini, namun ketegangan antara kedua negara telah lama diwarnai oleh sanksi ekonomi AS terhadap rezim Maduro dan dukungan AS terhadap oposisi di Venezuela.
Aksi ini sekali lagi menyoroti peran strategis Rusia dan Iran sebagai pemasok senjata utama bagi Venezuela, memperkuat aliansi anti-AS di kawasan tersebut.
