
Foto:Sederet robot humanoid bionik yang dipamerkan oleh berbagai perusahaan
VISTORBELITUNG.COM,– Perkembangan teknologi di China kembali membuat dunia tercengang. Di tengah hiruk pikuk Pameran Teknologi Tinggi China (China Hi-Tech Fair/CHTF) yang sering digelar di Shenzhen, Provinsi Guangdong, bukan lagi drone atau smartphone terbaru yang menyita perhatian, melainkan kehadiran robot-robot humanoid, khususnya robot wanita, yang kecantikannya disebut-sebut melampaui batas realitas.
Sederet robot humanoid bionik yang dipamerkan oleh berbagai perusahaan, termasuk yang mengkhususkan diri di bidang ini, sukses membuat pengunjung berdecak kagum, dan bagi sebagian wanita, memicu rasa cemas.
Mengapa? Karena robot-robot ini dirancang dengan detail yang luar biasa mirip manusia. Sebut saja robot "Jia Jia" yang sempat menarik perhatian global dengan fitur wajahnya yang lentur, mata yang bergerak natural, bahkan sempat berkelakar kepada wartawan.
Robot-robot wanita yang dipamerkan di pameran teknologi di China bukan sekadar manekin statis. Mereka adalah perpaduan antara seni dan teknologi mutakhir:
Fisik Realistis Dengan kulit sintetis yang sangat mirip kulit manusia, pergerakan lengan dan ekspresi wajah yang natural, sulit membedakan mereka dari manusia sungguhan. Bahkan, beberapa robot diperkenalkan dengan busana tradisional yang menambah daya tarik mereka.
Kecerdasan Interaktif,Robot-robot ini dilengkapi dengan Artificial Intelligence (AI) canggih. Mereka mampu berkomunikasi, merespons pertanyaan dengan cerdas, dan bahkan menunjukkan kemampuan berinteraksi emosional, didukung teknologi layaknya yang digunakan pada ChatGPT.
Tidak hanya cantik, kemampuan robot-robot ini juga serbabisa, mulai dari menjadi penyambut tamu, pembawa acara (anchor), hingga bahkan dikembangkan untuk menjadi pendamping rumah tangga yang bisa memasak atau merawat lansia.
Melihat kesempurnaan dan kemampuan robot-robot ini, banyak netizen di seluruh dunia, khususnya wanita, melontarkan komentar yang bernada frustasi. Tagar dan pembahasan di media sosial ramai membicarakan "saingan baru" yang bukan lagi sesama manusia, melainkan ciptaan teknologi yang nyaris tanpa cela.
Robot-robot ini tidak pernah lelah, tidak pernah mengeluh, selalu tampil sempurna, dan bahkan bisa diprogram untuk memiliki sifat-sifat yang diinginkan. Sebuah ironi modern, di mana standar kecantikan dan kesempurnaan kini mulai diukur oleh mesin.
"Bagaimana kami bisa bersaing dengan robot yang tidak pernah memiliki hari yang buruk dan bisa terlihat cantik 24/7?" tulis seorang pengguna media sosial.
Fenomena robot wanita di Shenzhen ini menjadi penanda bahwa era robot humanoid bukan lagi fiksi ilmiah. China, melalui berbagai pameran teknologinya, secara agresif memamerkan kemajuan di bidang robotika.
Meskipun masih ada perdebatan mengenai apakah robot-robot ini sudah benar-benar sempurna (terkadang terlihat gerakan yang tidak wajar atau "mata yang tidak bernyawa"), percepatan perkembangannya tidak bisa diabaikan.
Ke depannya, kehadiran robot yang semakin mirip manusia ini diprediksi tidak hanya akan mengubah pasar tenaga kerja, tetapi juga dinamika sosial dan bahkan hubungan antarmanusia. China, dengan robot-robotnya yang menawan, telah membuka babak baru di mana batas antara manusia dan mesin semakin tipis, dan rasa cemas para wanita di seluruh dunia mungkin saja merupakan pertanda akan datangnya perubahan besar.