Western Union Bakal Rilis Stablecoin di Jaringan SOLANA -->

Western Union Bakal Rilis Stablecoin di Jaringan SOLANA

28 Oct 2025, October 28, 2025
Foto:x/western Union



VISTORBELITUNG.COM,- Kabar mengejutkan datang dari dunia keuangan digital. Western Union, raksasa jasa pengiriman uang lintas negara yang telah berdiri selama 172 tahun, dikabarkan sedang mempertimbangkan untuk meluncurkan stablecoin miliknya sendiri.


Yang lebih mencengangkan, stablecoin tersebut rencananya akan dibangun di atas jaringan blockchain Solana, yang dikenal dengan kecepatan tinggi dan biaya transaksi yang sangat rendah.


Informasi ini pertama kali diungkap oleh Devin Walsh, Executive Director dari Western Union, dalam sebuah wawancara eksklusif. Walsh menyebut bahwa perusahaan sedang mengeksplorasi "inovasi besar" untuk mentransformasi layanan intinya.


"Kami melihat adanya peluang besar untuk memanfaatkan teknologi blockchain, khususnya stablecoin, untuk membuat pengiriman uang menjadi lebih efisien, hampir instan, dan dengan biaya yang jauh lebih terjangkau bagi pelanggan kami di seluruh dunia," ujar Walsh, seperti dikutip Tribunnews dari The Block, Rabu (23 Oktober 2024).


Bagi yang belum familiar, stablecoin adalah aset kripto yang nilainya dipatok dengan aset stabil seperti mata uang fiat (misalnya, Dolar AS). Ini membuatnya tidak terlalu volatil dibandingkan aset kripto seperti Bitcoin atau Ethereum.


Pemilihan Solana sebagai "rumah" untuk stablecoin Western Union ini dinilai sebagai langkah strategis. Jaringan blockchain Solana terkenal mampu memproses ribuan transaksi per detik dengan biaya gas yang hampir tidak terasa. Karakteristik ini sangat cocok dengan kebutuhan Western Union yang membutuhkan platform cepat dan murah untuk melayani jutaan transaksi dari berbagai penjuru dunia.


"Kecepatan dan skalabilitas Solana adalah faktor kunci. Bayangkan, mengirim uang dari Indonesia ke Amerika Serikat bisa selesai dalam hitungan detik dengan biaya yang hanya seperseribu dari biaya tradisional. Itulah masa depan yang ingin kami wujudkan," tambah seorang sumber dari dalam perusahaan yang tidak ingin disebutkan namanya.


Kehadiran stablecoin dari pemain sekaliber Western Union berpotensi mendisrupsi industri pengiriman uang tradisional dan juga dunia remittance secara keseluruhan.


Selama ini, pengiriman uang lintas negara sering dikeluhkan karena memakan waktu lama (bisa 1-5 hari kerja) dan disertai biaya transfer serta nilai tukar yang kurang menguntungkan.


Dengan stablecoin di Solana, proses ini dapat dipangkas drastis. Pengguna pada akhirnya bisa mengirim dana secara real-time, 24/7, tanpa melalui perantara bank yang rumit.


"Ini game-changer! Western Union memiliki jaringan dan kepercayaan yang luas, terutama di negara-negara berkembang seperti Indonesia. Jika mereka benar-benar meluncurkan stablecoin, ini akan membawa legitimasi yang sangat besar bagi ekosistem kripto dan membuka pintu bagi adopsi massal," papar Rizki.


Ia juga menambahkan bahwa persaingan dengan stablecoin lain seperti USDT (Tether) dan USDC (USD Coin) akan semakin ketat, yang pada akhirnya menguntungkan konsumen.


Meski demikian, jalan menuju peluncuran stablecoin ini masih panjang. Western Union masih harus berhadapan dengan kerangka regulasi di berbagai negara, termasuk di Indonesia dimana Bank Indonesia sangat ketat dalam mengatur aset kripto.


Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sendiri belum memberikan pernyataan resmi terkait rencana Western Union ini.


Western Union menyatakan bahwa mereka masih dalam tahap penelitian mendalam dan akan berkoordinasi penuh dengan regulator di tiap negara sebelum produknya diluncurkan secara resmi. Tidak ada timeline pasti kapan stablecoin ini akan tersedia untuk publik.


Satu hal yang pasti, langkah Western Union ini membuktikan bahwa revolusi keuangan digital tidak terelakkan lagi, dan perusahaan-perusahaan tradisional harus beradaptasi atau tergilas.

TerPopuler