![]() |
Foto:Patung Bekicot |
VISTORBELITUNG.COM,GROBOGAN - Sebuah patung bekicot yang berdiri megah di Desa Keyongan, Kecamatan Ngaringan, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, menjadi perbincangan hangat di media sosial. Bukan karena kemegahannya, melainkan karena anggaran pembangunannya yang terbilang "mungil" jika dibandingkan dengan proyek patung serupa di daerah lain.
Bagaimana tidak, patung bekicot yang konon menelan biaya sekitar Rp 100 juta ini sontak dibandingkan dengan proyek patung pesut di Kalimantan Timur yang menelan anggaran fantastis hingga Rp 1,1 miliar. Bahkan, proyek patung kura-kura di Jakarta Utara sempat mencuri perhatian publik dengan anggaran yang jauh lebih mencengangkan, yakni mencapai Rp 15 miliar.
Perbandingan anggaran yang sangat signifikan ini tentu saja menimbulkan berbagai komentar dari warganet. Banyak yang merasa heran dan tak habis pikir mengapa anggaran untuk patung bisa berbeda jauh, padahal objek yang diabadikan pun berbeda.
"Bekicot cuma 100 juta, pesut 1,1 M, kura-kura 15 M. Bekicotnya pasti minder lihat harga dirinya jauh banget," tulis salah satu warganet di kolom komentar sebuah unggahan yang membandingkan ketiga patung tersebut.
"Mungkin bekicotnya bahannya dari semen biasa, kalau pesut sama kura-kura lapis emas 24 karat kali ya," timpal warganet lainnya dengan nada sedikit menyindir.
Meski demikian, beberapa warganet juga mencoba melihat dari sudut pandang yang berbeda. Mereka berpendapat bahwa perbedaan anggaran bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti ukuran patung, material yang digunakan, tingkat kerumitan desain, hingga lokasi pembangunan.
"Jangan langsung membandingkan begitu saja. Mungkin patung bekicot ukurannya tidak terlalu besar dan menggunakan material yang sederhana. Kalau patung pesut dan kura-kura mungkin ukurannya besar sekali dan detailnya rumit," ujar seorang warganet mencoba memberikan penjelasan.
Kepala Desa Keyongan sendiri belum memberikan keterangan resmi terkait anggaran pembangunan patung bekicot tersebut. Namun, keberadaan patung ini telah menjadi daya tarik tersendiri bagi warga sekitar dan pengguna jalan yang melintas.
Fenomena perbandingan anggaran proyek patung ini sekali lagi memicu diskusi publik mengenai prioritas anggaran dan transparansi dalam penggunaan dana pembangunan di berbagai daerah. Masyarakat berharap agar setiap penggunaan anggaran dapat dipertanggungjawabkan dengan baik dan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kepentingan publik.
Bagaimana menurut Anda? Apakah perbedaan anggaran yang begitu mencolok antara patung bekicot, pesut, dan kura-kura ini dapat dibenarkan?