![]() |
Foto:geopolitik di Timur Tengah terus memanas, Iran di balik Korea utara,rusia dan China |
VISTORBELITUNG.COM,Ketegangan geopolitik di Timur Tengah terus memanas, terutama antara Iran dengan Amerika Serikat dan Israel. Di tengah eskalasi ini, laporan intelijen dan analisis dari berbagai sumber mengindikasikan bahwa Iran tengah giat memperkuat kemampuan militernya, dengan dukungan signifikan dari Rusia, Tiongkok, dan Korea Utara. Peningkatan pasokan senjata dan amunisi dari ketiga negara ini memicu kekhawatiran bahwa Iran sedang bersiap untuk kemungkinan konflik skala besar di masa depan dengan lawan-lawan utamanya.
Hubungan antara Iran dengan Rusia, Tiongkok, dan Korea Utara telah lama terjalin, didasari oleh kepentingan strategis bersama, terutama dalam menghadapi dominasi Barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat. Ketiga negara ini, yang juga menghadapi sanksi dan tekanan dari Barat, melihat Iran sebagai mitra penting dalam upaya menyeimbangkan kekuatan global.
Rusia telah lama menjadi pemasok senjata utama bagi Iran, termasuk sistem pertahanan udara dan rudal. Dalam beberapa waktu terakhir, di tengah konflik di Ukraina, muncul laporan bahwa Rusia juga menerima pasokan drone dan rudal dari Iran. Hubungan ini bersifat timbal balik, di mana kedua negara saling melengkapi kebutuhan militer mereka. Penguatan aliansi ini menciptakan blok yang semakin menantang pengaruh AS dan sekutunya di kawasan Timur Tengah.
Tiongkok, meskipun cenderung lebih berhati-hati dalam memberikan dukungan militer langsung, memiliki hubungan ekonomi dan strategis yang kuat dengan Iran. Laporan terbaru menyebutkan bahwa Iran telah mengakuisisi baterai rudal permukaan-ke-udara dari Tiongkok untuk membangun kembali pertahanan yang rusak akibat serangan Israel. Tiongkok, sebagai kekuatan global yang sedang bangkit, juga memiliki kepentingan untuk menstabilkan pasokan energi dari Timur Tengah, menjadikan Iran mitra penting.
Sementara itu, Korea Utara telah lama menjalin hubungan strategis dengan Iran, terutama dalam transfer teknologi militer, khususnya terkait program rudal balistik. Kedua negara memiliki kesamaan dalam penolakan terhadap hegemoni AS dan keinginan untuk mengatasi isolasi internasional. Laporan menunjukkan bahwa Korea Utara mungkin akan terus memberikan bantuan teknis dan pasokan senjata kepada Iran. Setelah serangan AS terhadap situs nuklir Iran baru-baru ini, Korea Utara juga mengecam keras tindakan tersebut, menunjukkan solidaritas yang kuat.
Beberapa indikator menunjukkan bahwa Iran tidak hanya sekadar memperbarui inventaris militernya, tetapi juga secara aktif mempersiapkan diri untuk potensi konflik.
Peningkatan Kemampuan Rudal Iran telah mengembangkan kekuatan rudal balistik yang tangguh selama lebih dari tiga puluh tahun. Laporan terkini menunjukkan kemampuan rudal Iran untuk melewati sistem pertahanan udara Israel dan mengenai infrastruktur strategis.
Aktivitas Proksi yang Meningkat,Kelompok proksi yang didukung Iran, seperti pemberontak Houthi di Yaman, telah meningkatkan serangan mereka terhadap Israel, meluncurkan rudal dan drone. Ini menunjukkan strategi Iran untuk menekan Israel dan mengganggu jalur pelayaran penting, yang berpotensi menarik AS kembali ke konfrontasi militer langsung.
Pengayaan Uranium Meskipun Iran telah menyatakan ketertarikan pada diplomasi, mereka tidak menunjukkan tanda-tanda menghentikan pengembangan nuklir atau rudal mereka. Laporan IAEA terus menjadi perhatian, meskipun tidak ada bukti langsung bahwa Iran saat ini sedang membangun bom nuklir.
Situasi ini sangat volatil dan memiliki implikasi serius bagi stabilitas global. Konflik lebih lanjut antara Iran dan Israel berpotensi mengacaukan Timur Tengah, mengancam energi dan keamanan global, serta berisiko menarik kekuatan besar seperti AS dan Tiongkok ke dalam konflik langsung.
Meskipun Rusia dan Tiongkok seringkali menunjukkan dukungan politik terhadap Iran, mereka juga cenderung berhati-hati dalam memberikan dukungan militer konkret yang dapat memicu eskalasi yang tidak terkendali. Namun, peningkatan pasokan senjata dari ketiga negara ini mengindikasikan pergeseran dalam dinamika kekuatan di kawasan, di mana Iran berusaha memperkuat posisi tawar dan kemampuan defensifnya.
Referensi Berita Terkini (Juli 2025):
• Newsweek: "Four Signs Iran and Israel Risk Return to War" (10 Juli 2025). Mengulas rearmament Iran dan Israel, serta aktivitas proksi yang meningkat.
• Jacobin: "Israel and Iran Have Set the Stage for the Next War" (30 Juni 2025). Menganalisis kemampuan rudal Iran dan potensi konflik.
• Asia Times: "US enters Israel-Iran war. Here's what could happen next" (22 Juni 2025). Membahas serangan AS ke Iran dan kemungkinan skenario.
• KOMPAS.com (via YouTube): "Kenapa China dan Rusia 'Jaga Jarak' dengan Iran Selama Perang Lawan AS?" (7 Juli 2025). Mengupas sikap Rusia dan Tiongkok terhadap konflik Iran-AS.
• detikNews (via DW): "Korea Utara Pelajari Serangan AS terhadap Iran" (25 Juni 2025). Menyoroti respons Korea Utara dan pelajarannya dari serangan AS.
• CNN Indonesia: "AS Bantah Laporan Intel Sendiri soal Gagal Hancurkan Situs Nuklir Iran" (25 Juni 2025).
• CNN Indonesia: "Intelijen AS Ungkap Iran Kirim Pasokan Rudal Balistik ke Rusia" (9 September 2024 - meskipun agak lama, ini menunjukkan tren pasokan).
• SINDOnews.com: "3 Negara Sekutu Iran yang Memiliki Senjata Nuklir, Siapa Saja?" (24 Januari 2024 - relevan untuk konteks aliansi).