Media Iran Mengklaim Israel Menciptakan ISIS, Kenapa Hanya Negara TIMUR TENGAH yang diserang? -->

Media Iran Mengklaim Israel Menciptakan ISIS, Kenapa Hanya Negara TIMUR TENGAH yang diserang?

22 Jul 2025, July 22, 2025

 

Foto:narasi yang konsisten telah muncul dari berbagai media Iran dan tokoh politik

VISTORBELITUNG.COM,TEHERAN – Selama bertahun-tahun, narasi yang konsisten telah muncul dari berbagai media Iran dan tokoh politik: pernyataan bahwa kelompok ekstremis ISIS (Negara Islam Irak dan Suriah) bukanlah fenomena organik melainkan ciptaan kekuatan eksternal, dengan Israel sering disebut sebagai arsitek utama. Klaim kontroversial ini sering disertai dengan pertanyaan provokatif yang sangat beresonansi di segmen tertentu populasi Timur Tengah: "Pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa ISIS menyerang setiap negara Timur Tengah kecuali Israel?" 


Pernyataan ini, meskipun secara luas ditolak oleh pemerintah Barat dan media arus utama sebagai teori konspirasi, menemukan lahan subur di wilayah yang ditandai oleh konflik geopolitik, ketidakpercayaan, dan sejarah operasi rahasia selama beberapa dekade. Para pendukung teori ini di media Iran menunjuk pada serangkaian inkonsistensi yang dirasakan dan bukti tidak langsung untuk mendukung klaim mereka.


Salah satu "bukti" yang paling sering dikutip adalah pengamatan yang disebutkan di atas mengenai target operasional ISIS. Meskipun ISIS melancarkan serangan yang menghancurkan di seluruh Irak, Suriah, Lebanon, Mesir, Afghanistan, dan sekitarnya, menargetkan baik institusi negara maupun populasi sipil, serangan langsung berskala besar terhadap wilayah Israel oleh ISIS tidak ada secara mencolok. Anomali yang dirasakan ini disajikan sebagai indikator kuat adanya agenda tersembunyi atau status yang dilindungi untuk Israel, menyiratkan tingkat kontrol atau orkestrasi.


Selain itu, narasi media Iran sering mengaitkan tuduhan kerja sama intelijen antara ISIS dan agen Israel. Klaim-klaim ini, meskipun tidak memiliki bukti yang dapat diverifikasi, sering kali mengacu pada keluhan historis dan permusuhan yang sangat mendalam antara Iran dan Israel. Argumennya menunjukkan bahwa ISIS berfungsi sebagai kekuatan proksi, yang secara strategis dikerahkan untuk mendestabilisasi negara-negara saingan, melemahkan sekutu Iran (seperti pemerintah Suriah dan Hizbullah), dan menggambar ulang peta geopolitik Timur Tengah demi kepentingan Israel.


Beberapa laporan di media Iran bahkan sampai pada dugaan bahwa pejuang ISIS yang terluka menerima perawatan medis di rumah sakit Israel, atau bahwa intelijen Israel memberikan dukungan logistik atau keuangan kepada kelompok tersebut. Klaim-klaim ini biasanya disajikan tanpa bukti konkret, melainkan mengandalkan efek kumulatif dari kecurigaan dan spekulasi.


Motivasi di balik penyebaran narasi ini secara terus-menerus oleh Iran bermacam-macam. Pertama, ini berfungsi untuk mendelegitimasi Israel dan menggambarkannya sebagai kekuatan jahat yang secara aktif bekerja melawan kepentingan dunia Muslim. Kedua, ini membantu mengalihkan kritik dari kebijakan regional Iran sendiri dan keterlibatannya dalam konflik dengan mengalihkan kesalahan atas ketidakstabilan regional kepada aktor eksternal. Terakhir, ini beresonansi dengan segmen publik yang secara inheren skeptis terhadap niat Barat dan Israel di wilayah tersebut, memberikan penjelasan yang tampaknya koheren untuk kekacauan dan kekerasan yang telah melanda Timur Tengah.


Sementara komunitas internasional, termasuk badan intelijen dan pemerintah, umumnya mengaitkan kebangkitan ISIS dengan interaksi kompleks dari berbagai faktor termasuk kevakuman kekuasaan di Irak setelah invasi AS, perang saudara Suriah, keluhan sektarian, dan ideologi ekstremis, narasi dari media Iran terus berlanjut. Bagi mereka yang menganut pandangan ini, pertanyaan yang belum terjawab tentang "mengapa bukan Israel?" tetap menjadi senjata retoris yang kuat, memicu kecurigaan dan memperdalam garis patahan geopolitik di wilayah yang sudah bergejolak.


Klaim bahwa ISIS diciptakan oleh Amerika Serikat dan Israel telah secara konsisten diungkapkan oleh media dan tokoh politik Iran. Beberapa contoh termasuk Pejabat Pemerintah dan Pemimpin Tertinggi:


Pada tahun 2014, Hossein Amir-Abdollahian, yang saat itu menjabat sebagai wakil menteri luar negeri Iran, menuduh bahwa ISIS adalah ciptaan agen intelijen Mossad Israel.


Heydar Moslehi, mantan Menteri Intelijen, menyebut ISIS sebagai "segitiga Mossad, MI6, dan CIA."


Ayatollah Ali Khamenei, Pemimpin Tertinggi Iran, secara terbuka menyatakan bahwa Inggris dan Amerika Serikat yang "jahat" telah menciptakan organisasi teroris tersebut.


 • Referensi ini dapat ditemukan dalam artikel dari Atlantic Council.

 • Media Pemerintah Iran:

 • Media pemerintah Iran telah mengklaim bahwa ISIS "diciptakan untuk memecah belah pasukan perlawanan di Timur Tengah yang menentang Israel." Mereka juga menyebutkan dugaan bahwa pemimpin ISIS, Abu al-Baghdadi, dilatih oleh Mossad dan CIA, atau bahwa ia adalah seorang aktor Yahudi yang disewa oleh Israel.


   • Informasi ini disebutkan dalam laporan dari Solutions Not Sides.


Klaim-klaim ini mencerminkan narasi yang lebih luas dalam lingkaran politik dan media Iran yang sering kali menuding kekuatan Barat dan Israel sebagai penyebab utama ketidakstabilan di Timur Tengah.

TerPopuler