![]() |
Foto:Trailer film animasi terbaru berjudul "Merah Putih One For All" |
VISTORBELITUNG.COM,Trailer film animasi terbaru berjudul "Merah Putih One For All" yang dirilis menjelang HUT RI ke-80 mendadak menjadi perbincangan hangat di media sosial. Sayangnya, bukan karena visual yang memukau, melainkan karena banjir kritik yang menyoroti berbagai kesalahan dan ketidakprofesionalan dalam produksinya. Para penonton, terutama warganet, menyoroti beberapa kejanggalan yang dianggap fatal dan menurunkan kualitas film secara keseluruhan.
Salah satu kritik paling mencolok adalah mengenai penempatan senjata di dalam barak militer. Dalam salah satu adegan, terlihat jelas adanya senjata api yang diletakkan di area yang sama dengan anak-anak kecil. Hal ini dianggap sangat tidak profesional dan berbahaya, terutama dalam konteks film yang ditujukan untuk penonton anak-anak. Para kritikus berpendapat bahwa adegan semacam ini bisa memberikan contoh yang salah dan tidak sesuai dengan etika keamanan, apalagi jika menyangkut lingkungan militer yang seharusnya ketat dan aman.
Tidak hanya dari segi visual, kritik juga mengalir deras ke sektor audio. Banyak penonton yang merasa bahwa editing suara dilakukan secara asal-asalan. Contoh paling nyata adalah penggunaan sound effect suara monyet untuk menggantikan suara burung. Kesalahan teknis semacam ini dinilai sangat ceroboh dan menunjukkan kurangnya perhatian terhadap detail. Penggunaan suara yang tidak relevan ini tidak hanya mengganggu, tetapi juga membuat adegan terasa tidak natural dan menurunkan kualitas produksi secara keseluruhan.
Selain itu, masalah lain yang menjadi sorotan adalah bentuk dan desain karakter animasi yang dinilai tidak mencerminkan anak-anak Indonesia. Beberapa warganet berpendapat bahwa karakter-karakter tersebut memiliki desain yang lebih mirip dengan animasi dari luar negeri, sehingga kehilangan identitas lokal. Di tengah semangat nasionalisme yang diusung menjelang peringatan kemerdekaan, hal ini justru dianggap ironis dan disayangkan.
Meskipun film ini memiliki premis yang menjanjikan, kesalahan-kesalahan yang ditemukan dalam trailer ini menimbulkan keraguan besar di kalangan publik. Para warganet berharap agar tim produksi dapat segera memperbaiki berbagai kekurangan tersebut sebelum film ini benar-benar tayang. Kritik ini diharapkan menjadi masukan berharga agar industri animasi di Indonesia dapat terus berkembang dengan standar yang lebih tinggi, profesional, dan bangga akan identitas bangsa.