Makna Idul Fitri Menurut Al-Qur'an: Kembali kepada Fitrah dan Kegembiraan Ilahi -->

Makna Idul Fitri Menurut Al-Qur'an: Kembali kepada Fitrah dan Kegembiraan Ilahi

30 Sept 2025, September 30, 2025

 

Foto:Pixabay

VISTORBELITUNG.COM,Hari Raya Idul Fitri, yang jatuh pada tanggal 1 Syawal setelah sebulan penuh menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan, adalah momen yang ditunggu-tunggu oleh seluruh umat Islam. Secara harfiah, "Idul Fitri" berarti "kembali berbuka" (akhir dari larangan berpuasa) atau yang lebih populer, "kembali kepada fitrah". Meskipun istilah "Idul Fitri" tidak disebutkan secara eksplisit dalam satu ayat tunggal di Al-Qur'an, namun maknanya yang mendalam terkait erat dengan spirit dan perintah yang terkandung dalam firman-firman Allah SWT.


Makna Idul Fitri dalam perspektif Al-Qur'an dapat ditinjau melalui beberapa poin utama:


1. Kegembiraan atas Kurnia dan Rahmat Allah (Kemenangan Sejati)


Salah satu landasan utama makna Idul Fitri adalah perasaan bahagia dan gembira setelah berhasil menyelesaikan ibadah puasa Ramadhan. Kegembiraan ini diisyaratkan dalam firman Allah SWT:


Artinya: “Katakanlah: ‘Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Karunia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.’” (QS. Yunus: 58)


Ayat ini menuntun umat Islam untuk menjadikan karunia dan rahmat dari Allah termasuk kesempatan untuk beribadah dan meraih ampunan di bulan Ramadhan sebagai sumber kegembiraan yang hakiki, yang jauh lebih berharga daripada harta duniawi. Idul Fitri adalah perayaan kemenangan spiritual atas hawa nafsu dan keberhasilan dalam menunaikan perintah-Nya.


2. Menyempurnakan Ibadah dan Bertakbir


Perintah untuk menyempurnakan bilangan puasa Ramadhan dan mengagungkan nama Allah (bertakbir) menjadi penanda berakhirnya bulan suci. Hal ini termaktub dalam konteks ayat-ayat tentang puasa:


Artinya: “...dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah (bertakbir) atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.” (QS. Al-Baqarah: 185)


Ayat ini menegaskan bahwa Idul Fitri bukan hanya sekadar akhir puasa, melainkan momen untuk merefleksikan dan mensyukuri hidayah serta petunjuk dari Allah. Kumandang takbir (Allahu Akbar) adalah manifestasi rasa syukur dan pengakuan atas kebesaran-Nya yang telah memampukan hamba-Nya menyelesaikan ibadah puasa.


3. Kembali kepada Fitrah (Kesucian dan Akidah Lurus)


Makna mendalam dari kata "Fitri" adalah kembali kepada fitrah. Fitrah yang dimaksudkan dalam Al-Qur'an adalah suci, bersih dari dosa, dan akidah tauhid yang lurus.


Artinya: “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (QS. Ar-Rum: 30)


Melalui puasa dan ibadah Ramadhan, seorang Muslim digembleng untuk membersihkan hati dan jiwa dari penyakit-penyakit rohani, sehingga dosa-dosanya diampuni. Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharap pahala, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR. Bukhari dan Muslim).


Dengan pengampunan ini, umat Islam seolah-olah terlahir kembali dalam keadaan suci, kembali kepada fitrahnya sebagai hamba yang bertauhid dan bersih dari dosa, siap untuk melanjutkan kehidupan dengan ketaatan yang lebih baik.


4. Momentum Pembersihan Diri dan Keberuntungan Sosial


Sebelum shalat Idul Fitri, umat Islam diwajibkan menunaikan Zakat Fitrah. Perintah untuk membersihkan diri ini disinggung dalam konteks keberuntungan:


Artinya: “Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman), dan dia ingat nama Tuhannya, lalu dia shalat.” (QS. Al-A’la: 14-15)


"Tazakka" (membersihkan diri) dalam ayat ini sering dimaknai sebagai membersihkan jiwa (spiritual) dan juga membersihkan harta (sosial) melalui zakat. Idul Fitri menjadi puncak dari proses tazkiyatun nafs (pensucian jiwa) dan momen untuk mewujudkan kepedulian sosial, memastikan bahwa kebahagiaan hari raya dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat, termasuk mereka yang kurang mampu.


Idul Fitri menurut spirit Al-Qur'an adalah Hari Kemenangan dan Hari Raya yang ditandai dengan:


Kegembiraan Ilahi atas karunia dan rahmat Allah. 


Manifestasi Syukur melalui pengagungan (takbir).


Kembali kepada Fitrah (kesucian dan tauhid yang lurus) setelah dosa diampuni.


Pembersihan Diri secara spiritual dan sosial (melalui Zakat Fitrah).


Makna ini mengingatkan bahwa perayaan Idul Fitri harus menjadi titik tolak untuk mempertahankan kualitas ibadah dan ketakwaan yang telah dicapai selama Ramadhan, serta senantiasa istiqamah dalam memegang teguh fitrah kemanusiaan yang suci.

TerPopuler