![]() |
| Foto:Pixabay |
VISTORBELITUNG.COM,Jakarta - Pernahkah Anda mendengar teori bahwa kita sebenarnya masih hidup di tahun 1724? Gagasan ini bukan sekadar lelucon, melainkan bagian dari sebuah teori konspirasi sejarah yang dikenal sebagai Hipotesis Waktu Hantu (Phantom Time Hypothesis). Teori ini mengklaim bahwa tiga abad, yaitu dari tahun 614 hingga 911 Masehi, tidak pernah ada dan ditambahkan ke dalam sejarah oleh orang-orang berkuasa.
Teori ini pertama kali dikemukakan pada tahun 1990-an oleh sejarawan Jerman, Heribert Illig. Ia berargumen bahwa ada konspirasi besar yang melibatkan Kaisar Romawi Suci, Otto III, dan Paus Sylvester II. Tujuannya? Untuk memanipulasi kronologi sejarah agar mereka bisa berkuasa pada tanggal "milennium" yang dianggap suci, yaitu tahun 1000 M.
Illig mengklaim bahwa mereka menciptakan "periode kosong" ini dengan cara memalsukan dokumen, artefak, dan bahkan sosok sejarah penting seperti Charlemagne dan seluruh Kekaisaran Carolingian. Singkatnya, semua yang kita pelajari tentang periode Abad Pertengahan Awal adalah fiktif.
Bukti yang Diajukan (dan Kebenarannya)
Illig mendasarkan teorinya pada beberapa argumen utama, yang jika dilihat sekilas, mungkin terdengar masuk akal:
Arkeologi yang Langka,Menurut Illig, ada kekurangan bukti arkeologi dari periode yang ia sebut "hilang" tersebut. Ia mengklaim arsitektur dari abad ke-10 Masehi terlihat terlalu mirip dengan arsitektur Romawi.
Kesalahan Kalender,Kalender Julian yang digunakan sejak zaman Romawi memiliki kesalahan. Saat Paus Gregorius XIII memperbaikinya pada tahun 1582, kalender maju 10 hari. Illig berargumen seharusnya penyesuaian itu 13 hari, dan selisih 3 hari ini membuktikan adanya 300 tahun yang hilang.
Tokoh Sejarah "Palsu" Bagi Illig menyebut nama Charlemagne dan banyak tokoh penting lainnya sebagai tokoh fiktif yang sengaja dibuat untuk mengisi kekosongan sejarah.
Namun, argumen ini runtuh ketika dihadapkan dengan bukti ilmiah dan sejarah yang lebih luas.
Mengapa Teori Ini Dibantah oleh Sejarawan?
Sejarawan dan ilmuwan dari berbagai bidang sepakat bahwa Hipotesis Waktu Hantu adalah teori konspirasi yang tidak berdasar. Berikut adalah bantahan utamanya:
Bukti dari Berbagai Peradaban,Kronologi sejarah tidak hanya ada di Eropa. Peradaban besar lainnya seperti Kekaisaran Bizantium di timur, dinasti-dinasti di Cina, dan peradaban Islam memiliki catatan yang akurat dan konsisten dengan kronologi Eropa. Dokumen, koin, dan catatan astronomi dari berbagai budaya ini membuktikan bahwa tidak ada periode "hilang" dalam sejarah.
Ilmu Astronomi Menjawab Pengamatan gerhana matahari dan komet yang dicatat pada periode yang disebut Illig "kosong" sesuai dengan perhitungan modern. Ini tidak mungkin terjadi jika periode tersebut tidak ada.
Kesalahan Kalkulasi Kalender oleh Ahli matematika dan astronomi membantah klaim Illig tentang penyesuaian kalender. Perhitungan Paus Gregorius memang sudah benar dan didasarkan pada perhitungan yang akurat sejak Konsili Nicea pada tahun 325 Masehi.
Secara keseluruhan, Hipotesis Waktu Hantu adalah sebuah contoh menarik tentang bagaimana teori konspirasi dapat muncul. Meskipun memberikan narasi yang dramatis, teori ini tidak didukung oleh fakta-fakta sejarah yang kokoh dan bukti ilmiah. Dunia kita tidak sedang berada di tahun 1724, melainkan tetap berada dalam alur waktu yang telah disepakati dan diverifikasi oleh banyak peradaban dan ilmu pengetahuan selama berabad-abad.
