![]() |
| Foto:Purbaya Yudhi Sadewa |
VISTORBELITUNG.COM,– Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa, kembali melontarkan pernyataan yang menusuk sekaligus menjadi peringatan keras bagi semua pihak. Purbaya secara lugas mengingatkan bahwa kehadiran gelombang investasi asing ke Indonesia, yang belakangan ini kian deras, harus dilihat dengan kacamata yang realistis dan waspada.
Menurutnya, anggapan bahwa setiap Rupiah investasi dari luar negeri murni bertujuan untuk membangun fondasi pertumbuhan ekonomi Indonesia secara berkelanjutan adalah ilusi.
Dalam sebuah sesi diskusi dengan para pelaku pasar dan ekonom di Jakarta, Purbaya menegaskan bahwa motivasi utama investor asing seringkali jauh dari semangat 'pembangunan nasional'.
"Kita harus jujur pada diri sendiri. Investor asing, seberapa pun besarnya, mereka datang karena melihat potensi keuntungan di sini. Mereka datang bukan untuk ikut membangun jalannya, tapi untuk menikmati kue pertumbuhan yang sudah kita masak bersama," tegas Purbaya, yang disambut anggukan dari sejumlah hadirin.
Purbaya tidak menampik bahwa investasi asing (FDI) memang penting untuk mendongkrak lapangan kerja, transfer teknologi, dan memperkuat mata uang. Namun, ia menekankan bahwa Indonesia harus cerdas dan berhati-hati dalam merumuskan kebijakan agar manfaat dari investasi tersebut tidak hanya 'dinikmati' oleh pihak asing semata.
"Begitu ekonomi kita tumbuh, laba mereka besar, dividen mereka bawa keluar. Kalau kita tidak pasang pagar yang kuat, yang tersisa hanya remah-remahnya saja. Kita yang bekerja keras, mereka yang panen hasilnya," tambahnya dengan nada serius.
Dalam konteks yang sama, Purbaya juga menyentil soal mekanisme pemerataan hasil pertumbuhan ekonomi. Ia menyebut bahwa tidak semua lapisan masyarakat bisa serta merta merasakan manisnya pertumbuhan ekonomi yang sedang melesat.
Oleh karena itu, kebijakan subsidi dianggap sebagai salah satu instrumen vital pemerintah untuk memastikan 'kue' perekonomian dapat dinikmati secara lebih merata oleh masyarakat kurang mampu.
"Subsidi adalah salah satu alat untuk memastikan mereka (masyarakat) bisa menikmati kue ekonomi kita yang sedang berkembang. Tapi hati-hati, mekanisme penyalurannya harus tepat sasaran. Salah sasaran, justru ketimpangan makin dalam," ujar Purbaya, memberi teguran keras kepada BUMN yang terlibat dalam penyaluran subsidi.
Pernyataan Purbaya ini menjadi alarm penting bagi pemerintah dan DPR untuk memastikan bahwa setiap regulasi yang terkait dengan investasi harus benar-benar berorientasi pada kepentingan nasional jangka panjang.
Keseimbangan antara menarik investasi dan menjaga agar laba tidak lari seluruhnya ke luar negeri, serta mewajibkan 'nilai tambah' yang signifikan bagi Indonesia, adalah tantangan besar yang harus dijawab.
Jangan sampai euforia investasi asing membuat Indonesia lengah dan akhirnya hanya menjadi pasar yang menguntungkan bagi korporasi global, tanpa ada lompatan signifikan dalam kemandirian dan pemerataan ekonomi rakyat.
Pesan Kunci Purbaya
• Investor asing dominan mencari keuntungan, bukan murni semangat pembangunan.
• Indonesia harus cerdas agar tidak hanya 'memberi makan' investor.
• Penyaluran subsidi harus tepat sasaran sebagai alat pemerataan 'kue' ekonomi.
