![]() |
Foto: Kalimasada/instagram |
VISTORBELITUNG.COM,Tanggal 5 Oktober 2025 akan tercatat dalam sejarah finansial digital sebagai hari di mana Bitcoin tak hanya mencapai ambang batas psikologis $120.000, tetapi bahkan melesat lebih tinggi ke angka fenomenal $124.000. Kenaikan harga spektakuler ini sontak mengguncang pasar global dan mengkonfirmasi satu hal yang sebelumnya dianggap mitos oleh sebagian kalangan: ramalan Kalimasada terbukti nyata!
Siapakah Kalimasada? Bagi komunitas crypto Indonesia, nama ini bukan sekadar anonim di dunia maya, melainkan seorang analis atau influencer yang pernah melontarkan prediksi yang saat itu dianggap terlalu ambisius. Jauh sebelum Bitcoin menunjukkan tanda-tanda kebangkitan masif, Kalimasada telah berulang kali menegaskan bahwa target harga $120.000 akan dicapai Bitcoin tepat pada bulan Oktober 2025.
Prediksi tersebut disambut beragam, mulai dari skeptisisme hingga dukungan fanatik. Banyak yang menganggapnya sebagai hype belaka, sementara para pendukungnya yakin bahwa analisis Kalimasada didasarkan pada siklus pasar yang solid, adopsi institusional yang semakin masif, dan dampak jangka panjang dari peristiwa halving Bitcoin sebelumnya.
Dalam beberapa hari terakhir di akhir September dan awal Oktober 2025, pergerakan harga Bitcoin mulai menunjukkan momentum yang tak terbendung. Dorongan utama disinyalir datang dari pengumuman besar dari beberapa manajer aset global yang meluncurkan produk investasi berbasis Bitcoin yang ditargetkan untuk dana pensiun dan kekayaan negara.
Tepat pada hari ini, 5 Oktober 2025, Bitcoin tidak hanya menyentuh, tetapi juga menembus resistensi $120.000 dengan lonjakan harga yang eksplosif. Data bursa menunjukkan Bitcoin diperdagangkan pada level $124.000, melampaui target ramalan Kalimasada dan meninggalkan jejak rekor tertinggi sepanjang masa (ATH) yang baru. Kenaikan harga ini mencerminkan tingginya permintaan dan suplai yang semakin terbatas.
Keberhasilan Bitcoin menembus $124.000 di bulan Oktober 2025 menunjukkan konvergensi dari beberapa faktor kunci yang mungkin sudah diantisipasi oleh Kalimasada:
Adopsi Institusional: Para pemain besar, termasuk bank, dana lindung nilai, dan perusahaan teknologi, telah sepenuhnya mengintegrasikan Bitcoin ke dalam portofolio dan layanan mereka, meningkatkan legitimasi dan likuiditas aset tersebut.
Supply Shock Pasca-Halving: Setelah halving sebelumnya, imbalan untuk penambangan Bitcoin berkurang, memperketat suplai aset baru ke pasar dan secara inheren mendorong harga naik ketika permintaan tetap tinggi.
Inflasi Global dan Ketidakpastian Ekonomi: Bitcoin semakin dipandang sebagai aset lindung nilai (hedge) yang superior terhadap mata uang fiat di tengah kekhawatiran inflasi yang terus-menerus dan volatilitas geopolitik.
Terlepas dari siapa sebenarnya Kalimasada, terbuktinya prediksinya menjadi pengingat yang kuat bagi seluruh investor. Dalam dunia pasar finansial, terutama aset seberani Bitcoin, terkadang analisis yang paling berani dan terperinci-lah yang pada akhirnya menuai hasil.
Keberhasilan ini juga memicu pertanyaan menarik: Jika $120.000 hanyalah persinggahan, berapakah target selanjutnya untuk Bitcoin? Setelah melewati milestone ini, mata seluruh dunia kini tertuju pada harga enam digit berikutnya, mengukuhkan Bitcoin sebagai kelas aset yang tidak lagi bisa diabaikan.