![]() |
| Foto:Vistorbelitung |
VISTORBELITUNG.COM,Setiap daerah di Indonesia memiliki kekayaan bahasa yang unik, termasuk Pulau Belitung di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Salah satu kosakata lokal yang menarik adalah "Ngume." Kata ini sering digunakan dalam percakapan sehari-hari oleh masyarakat Belitung, namun maknanya jauh lebih dalam daripada sekadar "marah."
"Ngume" secara harfiah dapat diartikan sebagai "Marah-marah menggunakan mulut atau menggerutu." Namun, ia memiliki nuansa yang khas, membedakannya dari sekadar marah dengan berteriak atau membentak.
Jika kemarahan diungkapkan dengan suara tinggi, "ngume" justru lebih merujuk pada ekspresi kekesalan atau ketidakpuasan yang diucapkan secara lirih, cepat, atau berulang-ulang, seolah ditujukan untuk diri sendiri.
"Ngume" adalah cara seseorang meluapkan emosi negatifnya, seperti kesal, jengkel, atau frustrasi, tanpa perlu membuat keributan besar.
Ciri-ciri perilaku 'Ngume' meliputi:
• Suara yang Pelan: Tidak berupa teriakan, melainkan gumaman yang seringkali tidak jelas ditujukan kepada siapa.
• Menggerutu: Kata-kata yang diucapkan adalah gerutuan berisi keluhan, kritik, atau ungkapan ketidaksetujuan.
• Berulang: Seringkali, kata-kata tersebut diulang-ulang seiring dengan rasa kesal yang terus membayangi pikiran.
• Ekspresi Wajah: Biasanya disertai dengan ekspresi wajah cemberut, bibir yang dimanyunkan, atau tarikan napas kesal.
Dalam konteks sosial Belitung, seseorang yang sedang "ngume" mungkin sedang kesal karena pekerjaannya tidak selesai, kecewa terhadap pelayanan, atau jengkel karena rencana tidak berjalan lancar.
Menurut beberapa budayawan lokal, penggunaan kata "ngume" ini juga bisa dipandang sebagai bentuk kontrol emosi. Dibandingkan dengan meluapkan amarah secara eksplosif yang bisa merusak hubungan sosial, "ngume" memberikan ruang bagi individu untuk melepaskan tekanan secara lebih tertutup.
Meskipun terlihat seperti kebiasaan yang kurang enak didengar, "ngume" adalah bagian dari dialek dan kearifan lokal Belitung dalam menyikapi rasa kesal.
Jadi, jika Anda berkunjung ke Belitung dan mendengar seseorang sedang bergumam pelan dengan ekspresi tidak puas, jangan kaget! Bisa jadi, orang tersebut sedang "ngume." Sebuah kata sederhana, namun kaya akan makna dalam dialek Belitung.
