![]() |
| Foto:x/brian Amstrong |
VISTORBELITUNG.COM,Brian Armstrong, Chief Executive Officer (CEO) dari Coinbase, salah satu bursa kripto terbesar di dunia, kembali membagikan pandangan futuristiknya mengenai evolusi dunia pendanaan dan pasar modal. Menurut Armstrong, dunia kini berada di ambang revolusi di mana para pendiri perusahaan (founder) dapat segera mendirikan perusahaan, mengumpulkan modal, dan bahkan go public (melakukan penawaran saham perdana atau IPO) melalui ekuitas yang dikenakan token (tokenized equity).
Visi ini bukan hanya sekadar pergeseran teknologi, tetapi juga janji untuk menciptakan ekosistem penggalangan dana yang "lebih efisien, adil, dan transparan."
1. Pendirian Perusahaan yang Lebih Terbuka
Armstrong percaya bahwa proses inkorporasi atau pendirian badan usaha formal akan mengalami simplifikasi drastis. Di masa depan, pendiri mungkin tidak lagi terikat oleh birokrasi dan batasan geografis yang rumit. Dengan memanfaatkan teknologi blockchain, proses pendirian perusahaan dapat menjadi crypto-native, yang berarti strukturnya langsung terintegrasi dengan ekosistem digital dan aset kripto.
Hal ini dapat membuka jalan bagi lebih banyak inovator global untuk mendirikan entitas bisnis dengan cepat, tanpa terjebak dalam sistem hukum tradisional yang lambat dan mahal.
2. $USDC Sebagai Mata Uang Standar Pendanaan
Salah satu elemen kunci dari visi Armstrong adalah penggunaan stablecoin seperti $USDC (USD Coin) sebagai alat utama untuk mengumpulkan modal. $USDC adalah aset kripto yang nilainya dipatok 1:1 terhadap Dolar Amerika Serikat, menjadikannya stabil dan minim volatilitas.
Penggunaan $USDC dalam penggalangan dana menawarkan beberapa keunggulan signifikan dibandingkan sistem perbankan tradisional:
Tanpa Batas Geografis: Pendanaan dapat dilakukan secara global dalam hitungan menit, menghilangkan kerumitan transfer bank lintas negara yang memakan waktu berhari-hari dan biaya tinggi.
Stabilitas: Sebagai stablecoin, $USDC menyediakan kepastian nilai bagi para investor dan pendiri, berbeda dengan menggunakan aset kripto lain yang harganya sangat fluktuatif.
3. Revolusi IPO: Ekuitas yang Dikenakan Token
Puncak dari prediksi ini adalah transformasi pasar saham melalui "ekuitas yang dikenakan token" (tokenized equity). Konsep ini mengubah saham tradisional menjadi token digital di blockchain.
Bagaimana Ekuitas Tokenisasi Menciptakan Dunia Pendanaan yang Lebih Baik?
Efisiensi: Mengurangi biaya perantara (broker, kustodian, dll.) dan menyederhanakan proses perdagangan saham. Perdagangan dapat dilakukan 24/7, tidak hanya selama jam kerja bursa.
Transparansi: Setiap transaksi dan kepemilikan saham dicatat pada blockchain publik, memberikan buku besar yang tidak dapat diubah (immutable) dan dapat diaudit secara real-time.
Keadilan (Fairness): Ekuitas tokenisasi dapat mendemokratisasi akses ke investasi. Investor ritel kecil dari seluruh dunia dapat lebih mudah berpartisipasi dalam IPO atau pendanaan awal perusahaan, yang saat ini sering kali didominasi oleh institusi besar atau investor terakreditasi.
Armstrong menyimpulkan bahwa dengan model ini, proses go public sebuah perusahaan akan menjadi jauh lebih mulus, murah, dan dapat diakses oleh khalayak yang jauh lebih luas.
Visi Brian Armstrong dari Coinbase merupakan cerminan dari potensi transformatif teknologi blockchain di luar fungsi mata uang digital semata. Dengan mengintegrasikan inkorporasi, pendanaan $USDC, dan ekuitas tokenisasi, dunia usaha akan bergerak menuju model keuangan yang lebih ramping, cepat, dan inklusif.
Jika prediksi ini terwujud, maka bukan hanya pendiri perusahaan yang diuntungkan, tetapi juga miliaran investor global yang selama ini terpinggirkan dari peluang investasi paling menjanjikan di pasar modal. Ini adalah masa depan di mana modal tidak lagi terkurung oleh batas negara, melainkan mengalir secara bebas di blockchain, didorong oleh efisiensi dan transparansi.
