![]() |
| Foto:pixabay |
VISTORBELITUNG.COM,Fenomena adopsi Bitcoin (BTC) tidak lagi terbatas pada investor ritel atau crypto-native semata. Sejak tahun 2020, banyak perusahaan publik dan swasta besar di seluruh dunia mulai memasukkan Bitcoin ke dalam neraca keuangan mereka, menjadikannya aset cadangan alternatif atau instrumen investasi jangka panjang.
Strategi ini dipelopori oleh perusahaan yang ingin melindungi nilai kas mereka dari inflasi mata uang fiat, mendiversifikasi aset, atau mendapatkan eksposur terhadap potensi kenaikan harga aset digital.
Perusahaan-perusahaan ini dikenal sebagai "whale" di antara korporasi, memimpin dalam hal volume kepemilikan BTC:
Strategy, Inc. (sebelumnya MicroStrategy) (MSTR): Perusahaan Business Intelligence ini adalah pemegang Bitcoin korporat terbesar di dunia. Dipimpin oleh Michael Saylor, Strategy telah mengumpulkan lebih dari 500.000 BTC, menjadikannya yang terdepan dalam adopsi Bitcoin sebagai aset perbendaharaan utama.
BlackRock (Melalui IBIT ETF): Sebagai manajer aset terbesar di dunia, BlackRock memiliki kepemilikan Bitcoin yang sangat besar melalui spot Bitcoin ETF mereka, IBIT, yang juga mencakup lebih dari 500.000 BTC (dipegang atas nama investor institusional).
Marathon Digital Holdings (MARA): Perusahaan penambangan kripto asal AS ini menempati posisi teratas di antara para penambang, dengan kepemilikan puluhan ribu BTC.
Tesla, Inc. (TSLA): Produsen kendaraan listrik milik Elon Musk ini mengakuisisi Bitcoin pada tahun 2021 dan memegang lebih dari 10.000 BTC sebagai bagian dari strategi perbendaharaan mereka.
Galaxy Digital Holdings: Perusahaan investasi dan manajemen aset yang fokus pada kripto ini juga memiliki belasan ribu BTC yang signifikan sebagai bagian dari strategi diversifikasi aset digital mereka.
Selain para pemimpin di atas, beberapa perusahaan publik lain yang juga memiliki kepemilikan Bitcoin besar meliputi:
Block, Inc. (SQ): Perusahaan pembayaran digital yang didirikan oleh Jack Dorsey, memiliki ribuan BTC di neraca keuangannya.
Coinbase Global (COIN): Sebagai bursa kripto terkemuka, Coinbase menyimpan ribuan BTC untuk operasional dan likuiditas internal.
Riot Platforms (RIOT), Hut 8 Mining Corp., dan CleanSpark: Perusahaan penambangan Bitcoin besar lainnya yang secara konsisten mengakumulasi koin yang mereka tambang.
Metaplanet: Perusahaan dari Jepang yang mengadopsi model Bitcoin-sentris dari Strategy.
Semler Scientific: Perusahaan teknologi medis yang menjadikan Bitcoin sebagai aset perbendaharaan utama mereka.
Keputusan perusahaan-perusahaan global ini untuk membeli Bitcoin didorong oleh beberapa pertimbangan strategis:
Perlindungan Nilai dari Inflasi: Bitcoin dianggap sebagai aset langka karena pasokan maksimumnya yang terbatas (21 juta koin), menjadikannya benteng ideal terhadap inflasi yang mengikis daya beli mata uang fiat.
Peningkatan Nilai Saham: Investasi dalam Bitcoin dapat meningkatkan eksposur perusahaan terhadap kelas aset yang tumbuh cepat, yang sering kali berdampak positif pada nilai saham perusahaan di pasar.
Diversifikasi: Bitcoin menyediakan aset alternatif yang memiliki korelasi rendah dengan pasar saham dan obligasi tradisional, membantu diversifikasi risiko portofolio korporat.
Adopsi Bitcoin oleh institusi-institusi global ini menunjukkan pergeseran besar dalam praktik pengelolaan perbendaharaan perusahaan, memperkuat pengakuan Bitcoin sebagai aset investasi yang serius dan strategis di kancah keuangan dunia.
