![]() |
foto:Pixabay |
VISTORBELITUNG.COM,Pertanyaan tentang bagaimana Anunnaki bisa sampai ke Bumi adalah salah satu poin menarik yang sering muncul ketika membahas entitas misterius ini. Jawabannya sangat bergantung pada perspektif mana yang kita ambil: mitologi kuno Sumeria atau teori alien kuno yang populer.
Dalam Mitologi Sumeria Sebuah Konsep Ilahi, Bukan Perjalanan Fisik Dalam konteks aslinya yakni sebagai dewa-dewi dalam mitologi Sumeria pertanyaan tentang "alat transportasi" Anunnaki menjadi tidak relevan. Mengapa? Karena dalam pandangan dunia Sumeria, Anunnaki adalah entitas ilahi yang eksis di ranah surgawi dan ilahi.
Mereka bukanlah makhluk fisik yang membutuhkan pesawat ruang angkasa, roket, atau teknologi lain untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain, apalagi dari planet lain ke Bumi. Sebagai dewa-dewi, mereka memiliki kemampuan transendensi dan omnipresensi (kemampuan untuk berada di mana saja secara simultan, atau muncul dan menghilang sesuka hati). Kemunculan mereka di Bumi adalah karena kehendak dan kekuatan ilahi mereka, bukan hasil dari perjalanan fisik menggunakan sarana tertentu.
Dalam teks-teks Sumeria, dewa-dewi seringkali digambarkan dengan atribut yang menunjukkan kekuatan kosmis dan kemampuan mereka untuk berinteraksi dengan dunia manusia, tetapi ini tidak pernah dihubungkan dengan alat transportasi fisik seperti yang kita kenal. Mereka "ada" di Bumi karena peran dan tugas ilahi mereka.
Pandangan tentang Anunnaki yang melakukan perjalanan fisik ke Bumi secara eksklusif berasal dari teori alien kuno, terutama yang dipopulerkan oleh Zecharia Sitchin. Dalam narasi ini, Anunnaki adalah makhluk luar angkasa yang datang dari sebuah planet jauh bernama Nibiru.
Menurut Sitchin, Anunnaki menggunakan pesawat antariksa (spacecraft) atau kendaraan antarbintang untuk melakukan perjalanan jarak jauh melintasi tata surya. Meskipun Sitchin tidak memberikan detail teknis yang spesifik tentang bentuk atau mekanisme kerja pesawat ini, ia menyiratkan bahwa mereka memiliki teknologi yang sangat canggih, jauh melampaui kemampuan manusia modern sekalipun.
Dalam interpretasi Sitchin terhadap teks-teks kuno, ia mengidentifikasi beberapa istilah atau penggambaran yang, menurutnya, merujuk pada pesawat-pesawat ini ada dua tipe yang disebutkan yaitu
"Shem" (atau "Sham"): Sitchin mengklaim bahwa istilah ini, yang dalam teks-teks asli sering diartikan sebagai "langit" atau "surga", sebenarnya merujuk pada kendaraan terbang, roket, atau "kapal-kapal langit" Anunnaki.
"Mu": Istilah lain yang kadang ia kaitkan dengan kendaraan yang digunakan untuk perjalanan antarplanet atau pendaratan.
Sitchin berpendapat bahwa teknologi ini memungkinkan Anunnaki untuk melakukan perjalanan bolak-balik antara Nibiru dan Bumi, serta untuk melakukan pendaratan di berbagai lokasi di Bumi untuk misi penambangan emas mereka. Ia menggambarkan pendaratan ini sebagai peristiwa besar yang mungkin memengaruhi topografi dan lingkungan sekitar.
Pertanyaan tentang "menggunakan apa" Anunnaki pergi ke Bumi membawa kita pada kontras mendasar antara dua perspektif Dari Sudut Pandang Mitologi Sumeria Anunnaki adalah dewa-dewi. Mereka tidak "pergi" ke Bumi menggunakan sarana fisik karena mereka adalah entitas ilahi yang memiliki keberadaan transenden dan kemampuan untuk muncul sesuka hati. Konsep perjalanan fisik tidak berlaku bagi mereka.
Dari Sudut Pandang Teori Alien Kuno Anunnaki adalah alien yang menggunakan pesawat antariksa atau kendaraan antarbintang canggih untuk melakukan perjalanan dari Nibiru ke Bumi. Ini adalah narasi yang sepenuhnya spekulatif dan tidak didukung oleh bukti ilmiah atau arkeologis yang diterima secara luas.
Pada akhirnya, jawaban atas pertanyaan ini bergantung pada apakah kita menerima Anunnaki sebagai dewa-dewi kuno dalam sistem kepercayaan Sumeria, atau sebagai makhluk luar angkasa dari planet lain dalam kerangka teori konspirasi modern.